DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jaringan Survei Inisiatif (JSI) bekerja sama dengan Program Studi Seni Teater Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh menggelar Workshop Metode Penelitian dan Penulisan Artikel di Media pada Sabtu-Minggu, 22-23 November 2025 di Banda Aceh.
Kegiatan dua hari ini dirancang untuk memperkuat kemampuan literasi akademik dan praktik penulisan di kalangan mahasiswa Prodi Seni Teater.
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Akademisi dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala, Iqbal Ahmadi, serta Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Budi Azhari, yang masing-masing membahas konsep penelitian sosial-humaniora dan strategi menulis artikel media yang efektif.
Direktur Eksekutif Jaringan Survei Inisiatif, Ratnalia Indriasari, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memecahkan persoalan klasik di dunia seni dan budaya, yaitu lemahnya tradisi dokumentasi dan penulisan.
“Aceh kaya karya seni dan tradisi budaya, tetapi sangat minim yang terdokumentasi secara ilmiah dan tertulis. Workshop ini bertujuan mendorong seniman dan mahasiswa seni agar mampu meneliti, menganalisis, dan menuliskannya dengan metode yang benar,” ujar Ratnalia.
Menurutnya, karya seni yang tidak dicatat dan ditulis berpotensi hilang dari sejarah dan sulit menjadi rujukan penelitian masa depan.
“Banyak warisan budaya yang diwariskan bersifat lisan , bukan tertulis. Karena itu, kita perlu menciptakan tradisi baru agar pengetahuan lokal tidak hanya menjadi cerita, tetapi menjadi referensi resmi di dunia akademik maupun publik,” tegasnya.
Ratnalia menambahkan bahwa workshop ini akan berlanjut dalam bentuk pendampingan karya dan publikasi hasil penelitian peserta.
“Kita ingin melahirkan generasi penulis dan peneliti seni yang mampu bersaing di tingkat nasional. Aceh punya potensi luar biasa, yang kurang hanya keberanian memulai,” katanya.
Melalui kolaborasi ini, JSI dan ISBI Aceh berharap dapat memperkuat peran seni sebagai ruang intelektual dan memperbesar kontribusi budaya Aceh dalam panggung pengetahuan global.
“Menulis adalah warisan terpanjang dalam peradaban. Karya yang ditulis akan hidup lebih lama dari usia manusia,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi (Prodi) Seni Teater ISBI Aceh, Afifuddin, menyatakan bahwa kemampuan penelitian merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki mahasiswa sebagai calon akademisi dan praktisi seni.
Dalam hal ini, kegiatan pelatihan penelitian ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai tingkatan, mulai semester satu hingga semester tujuh.
Afifuddin menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebagai bentuk dukungan kampus terhadap peningkatan kualitas akademik mahasiswa.
Ia menambahkan, penguatan kemampuan riset sangat penting untuk mendukung mahasiswa dalam penyusunan karya ilmiah dan tugas akhir, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan Seni Teater ISBI Aceh di dunia akademik maupun industri seni.
“Kami berharap setelah kegiatan ini, mahasiswa memiliki dasar-dasar penelitian sebagai kemampuan dasar seorang akademisi dalam menyelesaikan perkuliahannya ke depan,” tutupnya.