kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Stabilkan Pertumbuhan Ekonomi Aceh yang Terpuruk, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Stabilkan Pertumbuhan Ekonomi Aceh yang Terpuruk, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Senin, 18 Mei 2020 21:04 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Im Dalisah

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah provinsi dan Kab/kota harus segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan kembali pertumbuhan ekonomi Aceh yang terpuruk akibat pandemi corona. 

"Beberapa diantaranya adalah mendukung produktifitas UMKM, mapping permasalahan dan langsung spesifik bantuannya mengatasi persoalan itu dimasing-masing sektor. Karena tidak semua persoalannya persis sama," kata Kepala BI Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis kepada media ini, Minggu, (17/5/2020).

Dia menjelaskan pihak terkait harus segera memberi stimulus pada produk-produk yang mampu menghasilkan di Aceh. 

"Jangan membeli produk-produk dari luar, karena ini salah upaya penyelamatan ekonomi masyarakat. Misalnya pengadaan masker secara besar-besaran, hand sanitizer pesan disini, jangan dari luar. Termasuk pengadaan beras, kemudian usaha-usaha pilar di Aceh dipermudah agar mereka mampu meningkatkan hasil produksinya," ucap Arifin.

Selanjutnya, ia juga menyebutkan agar ada keringanan dan kelonggaran pajak daerah yang dilakukan untuk UMKM. 

"Sedapat mungkin dapat diberikan kelonggaran bagi UMKM. Kemudian bagi perbankan betul-betul merespon dengan cepat terhadap proses pencairan pengajuan kredit/pembiayaan. Jadi harus betul-betul dilaksanakan. UMKM yang memiliki kesulitan juga dapat mengajukan keringanan angsuran tentunya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku," jelasnya.

Berikutnya, lanjut Arifin, perlu diadakan komunikasi/kontrak dengan potensial buyer. Ia berharap dalam situasi ini semua pihak tidak berhenti berinovasi

"Jadi jangan berhenti dengan situasi ini. Karena ini permintaan-permintaan komoditas dari masyarakat seperti kopi, ikan, rotan, ini kita persiapkan untuk pembelian kedepan. Jadi jangan putus. Covid ini momentum bagaimana daerah lain di Indonesia atau negara lain karena berhenti kita masuk ke situ. Komuditas kita memang unggul secara mutlak. Ini perlu segera dicari pasarnya, bagaimana komuditas Aceh bisa dijual keluar," jelasnya panjang lebar.

Lebih lanjut Arifin mengatakan pihaknya juga tidak tinggal diam menghadapi kondisi seperti ini. Dia mengaku, BI telah telah membangun komunikasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mencari potensial buyer, sehingga diharapkan ada kontrak pembelian jangka besar.

"Misalnya dengan salah satu komunitas di Dubai untuk mencari komoditas Aceh berkualitas yang bisa dijual. Juga dengan membangun komunikasi antar pemerintah Sumatera, untuk meningkatkan perdagangan antar daerah. Kita saling berkomunikasi. Insya Allah kita akan terus menggalakkan pertemuan dengan potensial buyer, diantaranya dengan Malaysia dan Timur Tengah" kata Arifin sekaligus menutup keterangannya. (Im)

Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda