Sabtu, 13 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Penyintas Bencana Kelelahan di Jalur Kem-Gunung Salak, Posko Kesehatan Mendesak

Penyintas Bencana Kelelahan di Jalur Kem-Gunung Salak, Posko Kesehatan Mendesak

Jum`at, 12 Desember 2025 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Kebutuhan posko kesehatan di kawasan perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara, tepatnya di wilayah Kem dan Gunung Salak, kian mendesak. Hal ini menyusul terus membludaknya warga penyintas bencana longsor dan banjir yang melintasi jalur tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. [Foto: net]


DIALEKSIS.COM | Redelong - Kebutuhan posko kesehatan di kawasan perbatasan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara, tepatnya di wilayah Kem dan Gunung Salak, kian mendesak. Hal ini menyusul terus membludaknya warga penyintas bencana longsor dan banjir yang melintasi jalur tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Keterangan tersebut disampaikan Ketua Posko Rakyat, Mahlizar, kepada redaksi Dialeksis, Jumat (12/12/2025). Ia menyebutkan, setiap harinya ribuan warga dari berbagai daerah datang dan melintas di kawasan itu untuk mencari sembako, BBM, serta keperluan lainnya. 

Jalur darat Kem-Gunung Salak saat ini menjadi satu-satunya akses penghubung menuju Aceh Utara.

“Berdasarkan pantauan relawan Posko Rakyat yang mendirikan posko di Desa Kem, Kecamatan Permata, banyak pejalan kaki yang membutuhkan bantuan tenaga medis. Lalu lintas warga di sana sudah seperti pasar,” ujar Mahlizar.

Beberapa hari terakhir, Desa Kem dan sekitarnya menjadi pusat perhatian karena menjadi satu-satunya jalur darat yang dapat dilewati masyarakat dari Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Namun, kondisi medan yang berat membuat banyak warga mengalami kelelahan hingga jatuh sakit.

“Tidak sedikit pejalan kaki yang kelelahan, bahkan sakit, karena medan yang dilalui sangat berat. Jalan setapak berlumpur hingga setinggi lutut,” jelasnya.

Warga yang melintas berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan daerah sekitarnya. Meski harus menghadapi medan terjal dan berlumpur, mereka tetap nekat melintas demi mendapatkan BBM dan sembako. Sebagian lainnya melintasi jalur tersebut untuk keperluan mendesak ke kabupaten lain, termasuk ibu-ibu dan lansia.

Di sisi lain, berbagai pihak dari instansi terkait terus bekerja siang dan malam untuk membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor. Namun hingga kini, akses darat masih sulit ditembus. Meski Pemerintah Kabupaten Bener Meriah telah menurunkan alat berat, jalur KKA Bener Meriah-Aceh Utara baru dapat dilalui kendaraan roda dua tertentu dengan kondisi medan yang masih berlumpur dan licin.

Warga yang melintas harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 10 kilometer. Sebagian bahkan menjadi kuli panggul untuk membawa BBM, sembako, dan kebutuhan lainnya sebelum dapat diangkut menggunakan kendaraan roda empat. Meski sangat melelahkan, warga tetap berjuang menembus keterisolasian pascabencana.

“Posko-posko kesehatan sangat dibutuhkan di sana. Kami mengajak pihak-pihak terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan guna membantu warga yang terdampak bencana,” harap Mahlizar.

Ia menambahkan, Relawan Posko Rakyat juga terus berupaya menghadirkan tenaga kesehatan agar siaga di posko yang telah mereka dirikan di kawasan tersebut.

Saat ini, enam unit alat berat milik Pemda Bener Meriah dan masyarakat setempat dikerahkan untuk membuka akses dari arah Bener Meriah. Sementara itu, empat unit alat berat bantuan BNPB melalui PT Sani bekerja dari arah Aceh Utara. Meski timbunan longsor telah dibersihkan, jalan baru yang dibuat masih berlumpur dan belum memungkinkan dilalui kendaraan roda empat secara normal.

Pemerintah Aceh sendiri telah memperpanjang status penanganan darurat bencana selama 14 hari, terhitung mulai 12 hingga 25 Desember 2025. Gubernur Aceh menyatakan, perpanjangan ini dilakukan karena kondisi bencana masih memerlukan penanganan terpadu lintas sektor, terutama di wilayah pegunungan seperti Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bener Meriah, yang masih mengalami kerusakan akses jalan, longsor aktif, gangguan listrik, komunikasi, serta distribusi logistik ke desa-desa terisolasi.

“Kami bersama relawan Posko Rakyat terus berupaya sekuat tenaga menggalang kepedulian dari para dermawan dan pihak terkait untuk membantu warga korban bencana. Kami juga terus memberikan dorongan agar Dataran Tinggi Gayo segera pulih dan bangkit dari musibah ini,” pungkas Mahlizar. [arn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI