kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Masyarakat Minta PT SBA Bersihkan Tumpahan Batu Bara Dari Laut Lhoknga

Masyarakat Minta PT SBA Bersihkan Tumpahan Batu Bara Dari Laut Lhoknga

Selasa, 29 Oktober 2019 20:02 WIB

Font: Ukuran: - +

Anggota DPRK Aceh Besar Abdul Muchti saat bersama masyarakat menunjukkan temuan material batu bara dibibir pantai Lhoknga. Foto: Ist

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tumpahan batu bara yang berasal dari terdamparnya kapal tongkang TB Marina di perairan Lhoknga pada 29 Juli 2018 lalu dilaporkan masih mengotori laut yang menjadi salah satu andalan destinasi wisata Kabupaten Aceh Besar itu.

Salah seorang warga Lhoknga Zaki Mulia kepada Dialeksis.com, Selasa, (29/10/2019) membenarkan perihal tersebut. Ia mengatakan hingga saat ini sebaran batu bara itu masih banyak ditemui pada terumbu karang dan di laut.

"Bahkan sebagiannya tampak jelas dipinggir pantai bang," ucap Zaki.

Dia melanjutkan, sebenarnya PT Solusi Bangun Andalas dan perusahaan pengangkut/pemilik kapal tongkang TB Marina telah bertanggung jawab dengan memberikan kompensasi sejumlah dana kepada masyarakat sekitar sebagai biaya pembersihan.

"Di desa kami (Babah Kuala) mereka memang sudah memberikan biaya kompensasi, tapi itu untuk pembersihan di area pantai saja. Selang beberapa bulan kemudian, batu bara itu muncul lagi di pesisir Babah Kuala," sebut dia.

Zaki mengaku telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak perusahaan pada bulan Agustus 2019, namun hingga saat ini tidak ada tindaklanjutnya.

"Kita sudah coba komunikasikan kepada PT SBA. Tapi ya itu bang, iya..iyaa aja bang, tanpa ada tindak lanjut," pungkasnya.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar Abdul Muchti mengaku telah mendesak kepada pihak PT SBA untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Kita telah menanyakan sejauh mana penanganan yang dilakukan PT SBA atau pihak ketiga yang mengangkut material batu bara itu. Berapa besar yang sudah diambil dari tumpahan itu, dan berapa sisa yang dilaut. Yang sisa itu harus diambil, karena itu kan bisa merusak biota dilaut," terang Abdul Muchti saat dikonfirmasi Dialeksis.com, Selasa, (29/10/2019).

Menurut dia, kompensasi yang telah diberikan tidak serta merta menyelesaikan persoalan. 

"Bersihkan kembali supaya kegiatan surfing yang akan digelar bulan November ini tidak dilihat oleh orang luar, ini kok masih ada batu bara nya," tandas dia.




Keyword:


Editor :
Im Dalisah

riset-JSI
Komentar Anda