Beranda / Berita / Aceh / Klarifikasi Pimpinan Dayah Darul Hasanah, Istri Hanya Oleskan Cabai ke Bibir Santri

Klarifikasi Pimpinan Dayah Darul Hasanah, Istri Hanya Oleskan Cabai ke Bibir Santri

Senin, 07 Oktober 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pimpinan Dayah Darul Hasanah, Tgk Hasanuddin. Foto: tangkapan layar


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pimpinan Dayah Darul Hasanah, Tgk Hasanuddin, memberikan klarifikasi tegas terkait tuduhan yang beredar bahwa istrinya menghukum seorang santri dengan menyiram air cabai

Dalam sebuah pernyataan video berdurasi 1 menit 48 detik, Tgk Hasanuddin dengan keras membantah bahwa istrinya terlibat dalam tindakan tersebut. 

Menurutnya, kejadian sebenarnya sangat berbeda dari narasi yang tersebar di masyarakat.

“Ummi (sebutan untuk istri pimpinan dayah) memang sedang mengolah cabai untuk membuat sambal olahan mie, bukan untuk menghukum santri. Ketika mendengar laporan bahwa ada santri yang kedapatan merokok, ummi hanya mengoleskan sedikit cabai ke bibir santri itu sebagai nasihat, bukan menyiram tubuhnya dengan air cabai,” jelas Tgk Hasanuddin.

Kejadian tersebut bermula ketika seorang santri berinisial T tertangkap basah merokok sendirian di bilik kamar oleh seorang ustaz dayah. 

Sebagai bagian dari peraturan dayah, santri tersebut kemudian dihukum dengan cukur rambut. Hukuman ini adalah bentuk disiplin yang sudah ditetapkan untuk pelanggaran merokok di lingkungan dayah

Setelah itu, santri tersebut dilaporkan ke istri pimpinan dayah oleh beberapa santri lainnya.

Di saat bersamaan, istri pimpinan dayah sedang mengolah cabai untuk membuat sambal mie yang nantinya akan disantap bersama usai pengajian. 

Mendengar laporan tersebut, istri pimpinan dayah menghampiri santri dan memberikan hukuman ringan berupa olesan sedikit cabai ke bibir, disertai dengan nasihat agar tidak mengulangi perbuatannya. 

Santri tersebut sebelumnya sudah pernah terlibat dalam kasus serupa, sehingga hukuman ini lebih bersifat sebagai pengingat keras.

Tgk Hasanuddin juga mengungkapkan bahwa sesampainya santri tersebut di rumah, sebuah video yang memperlihatkan santri dimandikan menjadi viral. 

Dalam video tersebut, terlihat seolah-olah istri pimpinan dayah menyiram santri dengan air cabai, yang menimbulkan kebingungan dan kemarahan di masyarakat.

"Video yang beredar di media sosial itu seolah-olah menunjukkan bahwa istri saya menyiram santri dengan air cabai. Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Tidak ada penyiraman air cabai. Yang terjadi hanya olesan sedikit cabai di bibir santri sebagai bentuk nasihat," jelas Tgk Hasanuddin.

Klarifikasi ini muncul setelah perbincangan panas di media sosial, di mana banyak netizen memberikan komentar terkait kejadian tersebut. 

Tindakan disiplin di pesantren atau dayah memang kerap menjadi sorotan, terutama ketika melibatkan metode hukuman yang dianggap keras oleh sebagian pihak.

Dayah Darul Hasanah, sebagai salah satu dayah terkemuka di Aceh Barat, juga tidak luput dari perhatian publik dalam menerapkan aturan ketat bagi para santrinya.

Tgk Hasanuddin menegaskan bahwa setiap tindakan disiplin di dayahnya bertujuan untuk mendidik dan membentuk karakter santri agar menjadi pribadi yang lebih baik. 

Ia juga menekankan pentingnya penegakan aturan untuk menjaga kehormatan dan ketertiban di lingkungan dayah, namun dengan cara yang tetap memperhatikan batas-batas kemanusiaan.

“Kami di dayah selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam mendidik santri, baik dari segi akademis maupun moral. Namun, ada kalanya kami harus tegas agar para santri dapat belajar dari kesalahan mereka. Namun, kami selalu berkomitmen bahwa semua tindakan disiplin dilakukan secara proporsional dan tidak berlebihan,” tegasnya.

Tgk Hasanuddin mengajak semua pihak untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.

 “Kita semua harus berhati-hati dalam menanggapi informasi yang beredar, terutama di media sosial. Jangan sampai ada fitnah yang merugikan nama baik lembaga pendidikan dan keluarga kami,” pungkasnya.

Kontroversi terkait dugaan penyiraman air cabai terhadap seorang santri di Dayah Darul Hasanah terus bergulir di media sosial. 

Setelah klarifikasi yang disampaikan oleh pimpinan dayah, Tgk Hasanuddin, melalui video di media sosial, warganet memberikan beragam tanggapan yang semakin memanaskan diskusi.

Klarifikasi ini muncul setelah beredarnya video yang memperlihatkan seorang santri sedang dimandikan di rumahnya, yang memicu spekulasi bahwa istrinya, yang biasa dipanggil "Ummi", melakukan hukuman penyiraman air cabai.

Dilansir dari akun Instagram @acehgroundtimes, berbagai komentar dari warganet memberikan pandangan mereka mengenai peristiwa tersebut. 

Salah satu komentar datang dari pengguna dengan akun @rafim_04, yang mempertanyakan kenapa pihak yang memberikan klarifikasi bukanlah pelaku utama.

"Yang melakukan Soe, yang klarifikasi Soe?”tulisnya dalam komentarnya, merujuk pada ketidaksesuaian antara siapa yang seharusnya bertanggung jawab dalam memberikan pernyataan terkait insiden tersebut.

"Pelaku utama sudah mengakui di depan polisi perbuatannya, bagaimana bisa ceritanya bisa beda?" tulisnya dengan nada tegas. 

Tidak sedikit juga yang mencurigai adanya konspirasi di balik peristiwa ini. Salah satunya datang dari akun @cutyuliana5 yang menulis, “Ada udang di balik tikar,” seakan menandakan bahwa ada sesuatu yang tidak terungkap di balik cerita ini. 

Seorang pengguna dengan akun @nshkamil_ menyoroti mengapa hukuman yang dilakukan melibatkan "istri" pimpinan dayah, sementara santri yang dihukum adalah laki-laki. 

Ia menyatakan, "Pun kalau benar kaya gitu kejadiannya, urusan 'istri' pimpinan dayah apa? Lagipula itu santri, bukan santriwati. Apa bedanya dengan pimpinan dayah ngehukum mandiin santriwati?” Komentar ini mendapat tanggapan yang mengarah pada perdebatan lebih jauh mengenai peran istri pimpinan dayah dalam proses disiplin santri.

Komentar tersebut didukung oleh pengguna lain, @cutyuliana5, yang menanggapi dengan sinis, “Lucu ye sinetron,” memperlihatkan keraguan terhadap klarifikasi yang diberikan.

Sementara itu, @medancamp_ mengkritik tindakan pimpinan dayah yang dianggap defensif. "Udh salah masih berani nge less,” tulisnya, menuding bahwa klarifikasi yang diberikan tidak jujur atau penuh alasan.

Ada juga komentar yang menyoroti siapa yang seharusnya memberikan klarifikasi. Pengguna @nitanita92 menulis, “Seharusnya yang klarifikasi umminyaa, bukan abiii,” menekankan bahwa sebagai pelaku yang dituduh, istri pimpinan dayah lah yang seharusnya memberikan penjelasan langsung. Komentar ini mendapat dukungan dari beberapa pengguna lainnya yang merasa bahwa klarifikasi dari Tgk Hasanuddin saja tidak cukup menjelaskan situasi yang sebenarnya.

Tidak hanya soal klarifikasi, beberapa komentar juga memperlihatkan skeptisisme terhadap institusi dayah itu sendiri. Akun @safri_anis18 menulis dalam bahasa Aceh, “Kjuet pinah dayah aju mndum. An le that mntng dayah laen yg mngat ta tinggaies,”yang berarti, “Bubarkan dayah itu, lebih baik kita tinggal di dayah lain yang lebih baik.” Ungkapan ini mencerminkan kekhawatiran sebagian masyarakat mengenai tata kelola disiplin di dayah tersebut.

Namun, di tengah berbagai spekulasi dan komentar yang muncul, perdebatan tetap mengarah pada bagaimana insiden kecil seperti olesan cabai di bibir dapat berubah menjadi isu besar. 

Komentar pengguna @ekawidiawati.1, "Jadi di colek di bibir, kenapa pedisnya 1 badan?," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda