Data dari KPAI: 91 persen Anak Indonesia Pernah Terpapar Pornografi Akibat Gadget
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Gambar ilustrasi. [Foto: Yayasan MPAI]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dampak negatif gadget sangat besar bagi anak baik fisik, psikis, maupun sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur YPMAI, peneliti, dan edukator masyarakat, Julie Rostina dalam podcast "Selamatkan Anak Indonesia dari Dampak Buruk Gadget" yang dikutip Dialeksis.com pada Sabtu (30/7/2022).
Ia mengatakan, penggunaan gadget di Indonesia atau kepemilikan hp anak capai 71 persen tanpa dikontrol dan itu diberikan dengan qouta internet.
Padahal pada dasarnya hp sebagai alat komunikasi namun sekarang anak-anak digunakan sebagai hiburan. Faktanya juga 90 persen remaja atau anak Indonesia sudah menggunakan media sosial.
Sebelum pandemi, saat weekday penggunaan hp hanya 5 jam dan kemudian setelah pandemi di akhir pekan bertambah lagi menjadi 7 jam.
Padahal screen time anak 5-12 tahun itu hanya 90 menit saja sedangkan 2-5 tahun tidak boleh lebih dari 1 jam.
Screen time bukan gadget saja tapi televisi, laptop, komputer, dan sejenisnya. Sedangkan 13 tahun hingga pemuda/pemudi malah disarankan agar lebih banyak aktivitas fisik.
"Banyak hal-hal negatif yang terjadi akibat penggunaaan hp, baik pemerkosaan, melalukan tindak pelecehan seksual, dan lainnya, ini merupakan akibat tontotan dari hp," ucapnya.
Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 91 persen pernah terpapar pornografi. Dampak dari gadget bisa dari psikis, fisik, dan sosial.
"Anak zaman sekarang kalau ngak ada hp kayaknya panik, tantrum, dan sebagainya," tutupnya.(Auliana)