DIALEKSIS.COM | Aceh - Sejumlah wilayah di Aceh kembali dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir, termasuk Aceh Utara, Aceh Timur, dan sejumlah titik lain. Kondisi ini turut berdampak pada pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang semestinya disalurkan secara rutin kepada para siswa.
Menanggapi situasi tersebut, Ketua Gabungan Pengusaha Dapur Makan Bergizi (GAPEMBI) Aceh, Muhammad Mada akrab disapa Cek Mada menegaskan bahwa hak anak tetap menjadi prioritas utama, meskipun distribusi makanan tidak dapat dilakukan akibat bencana.
“Kita memahami banjir telah menghambat distribusi MBG di beberapa daerah karena akses yang terputus. Namun kami memastikan bahwa hak anak-anak tetap diberikan, meskipun tidak dalam bentuk makanan siap saji,” ujar Cek Mada saat dikonfirmasi Dialeksis, Rabu 26 November 2025.
Ia menjelaskan, GAPEMBI bersama pihak terkait telah menyiapkan mekanisme kompensasi berupa bantuan uang yang disalurkan kepada siswa sesuai ketentuan nilai satu kali makan.
“Artinya, walau tidak ada pemberian makan secara langsung, hak mereka tidak hilang. Mereka tetap mendapatkan apa yang menjadi haknya dalam program MBG,” tegasnya.
Cek Mada menambahkan, pemberian kompensasi ini bukan sekadar solusi administratif, tetapi wujud komitmen menjaga keberlanjutan pemenuhan gizi bagi anak-anak di tengah situasi darurat. Menurutnya, dalam kondisi bencana, fleksibilitas kebijakan sangat diperlukan, tetapi tidak boleh mengurangi hak dasar para siswa.
“Kita tidak ingin anak-anak merasa dirugikan atau terabaikan saat bencana. Tanggung jawab kita adalah memastikan mereka tetap mendapatkan gizi yang layak, sekalipun cara penyalurannya harus menyesuaikan keadaan,” tuturnya.
Cek Mada juga menyoroti pentingnya sinergi antara GAPEMBI, pemerintah daerah, sekolah, serta aparat gampong untuk mempercepat pendataan anak terdampak dan memastikan penyaluran kompensasi berjalan tepat sasaran. Ia menyebut pihaknya terus berkomunikasi dengan dapur-dapur MBG di daerah untuk memantau situasi lapangan.
“Kami berharap banjir segera surut, sehingga pelaksanaan MBG bisa kembali normal. Namun sebelum itu terjadi, kami berdiri di garis depan memastikan hak anak tetap aman,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Cek Mada menyampaikan pesan bijak bahwa bencana mestinya menjadi momentum memperkuat solidaritas dan kepedulian antarwarga. “Dalam situasi apa pun, anak-anak adalah amanah kita bersama. Mereka tidak boleh menjadi korban kedua setelah bencana. Kita harus berdiri untuk mereka,” pungkasnya.