Beranda / Gaya Hidup / Sosialita / Meninggalnya Ashraf Sinclair, Ernest: Media Mengekploitasi Tanpa Empati

Meninggalnya Ashraf Sinclair, Ernest: Media Mengekploitasi Tanpa Empati

Sabtu, 22 Februari 2020 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Momen Bunga Citra Lestari & Noah Saling Menguatkan di Pemakaman Ashraf Sinclair [Foto: Kristianto Purnomo/Kompas.com]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Meninggalnya Ashraf Sinclair menarik perhatian berbagai media untuk memberitakannya secara terus menerus dari berbagai sisi. Tapi terkadang, peliputan soal suami Bunga Citra Lestari atau BCL ini tidak memberikan ruang bagi keluarga yang sedang berduka. 

Komika dan sutradara film, Ernest Prakasa mengaku sedih ketika melihat perlakuan dari beberapa media terhadap keluarga yang sedang berduka. Menurut Ernest kedukaan tersebut tidak seharusnya dimanfaatkan demi keuntungan pribadi.

"Sedih melihat bagaimana sebagian media memperlakukan keluarga yang tengah berkabung. Mereka bukan komoditas, mereka juga manusia. Bisakah kalian lebih peka?" tulis Ernest Prakasa di Instagramnya pada Rabu, (19/2/2020).

Dari hasil pengamatannya, Ernest merasa bahwa beberapa media tersebut hanya peduli dengan jumlah khalayak tanpa peduli dengan sikap empati. "Menyorot tanpa henti, mengeksploitasi tanpa empati. Saat click dan views jadi dewata, nurani pun jadi jelata," tulis Ernest pada unggahan fotonya itu.

Beberapa dari kalangan selebritas juga sependapat dengan pernyataan Ernest. Bahkan Dewi Sandra mengaku salut dengan keberanian Ernest untuk bersuara. "Saya senang anda mengangkat ini," tulis Dewi. "Edan si bro! Mengerikan," timpal Judika, sahabat BCL, sesama juri Indonesian Idol di kolom komentar. 

Prabu Revolusi, pembawa acara berita juga setuju dengan apa yang dikatakan Ernest. "Ini setuju banget. Sebagai (mantan) orang media, harus jujur, industri udah bikin media kita kehilangan ruh nya," tulis Prabu.

Ada juga yang memberi tahu bahwa sering kali jurnalis di lapangan hanya menjalankan tugas sesuai tugas yang diberikan oleh atasannya. "Ada jurnalis DM aku, kuncinya ada di redaktur. Karena mereka hanya dipaksa menanyakan daftar pertanyaan yang di WA redakturnya meskipun mereka tidak setuju. Tapi bisa apa?" kata akun deborahdewi.

Ernest pun setuju dengan hal tersebut. "Sepakat. Memang decision makersnya yang bangke, yang di lapangan jadi terpaksa menjalankan tugas," balas Ernest.

Ashraf Sinclair meninggal pada Selasa, 18 Februari 2020 pukul 04.51 di RS MMC, Kuningan, Jakarta Selatan. Kematian aktor berkebangsaan Malaysia membuat duka tak hanya keluarga tapi para penggemar dan netizen dari dua negara yang menyebut Ashraf dan BCL merupakan pasangan cinta sejati. (Tempo)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda