Beranda / Politik dan Hukum / Pilkada Sudah Berjalan, FKUB Aceh Serukan Jaga Kerukunan

Pilkada Sudah Berjalan, FKUB Aceh Serukan Jaga Kerukunan

Senin, 23 September 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, A. Hamid Zein. Foto: for Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Aceh - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, A. Hamid Zein, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga persatuan selama berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Aceh. Pernyataan tersebut disampaikan melalui Dialeksis secara khusus pada Senin (23/9/2024).

“Pilkada adalah momen penting dalam demokrasi kita. Namun, kerukunan dan persatuan lebih berharga dari segalanya,” ujar Hamid Zein kepada Dialeksis.

Hamid menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap isu-isu yang berpotensi memecah belah masyarakat Aceh. Menurutnya, tantangan terbesar dalam Pilkada kali ini adalah maraknya informasi yang belum terverifikasi di media sosial.

“Jangan mudah terpancing oleh isu yang bisa merusak kerukunan kita,” tegasnya. Ia juga mengingatkan bahwa keberagaman yang ada di Aceh adalah kekuatan yang harus dijaga bersama.

Selain itu, Hamid menyoroti pentingnya kedewasaan sikap dari seluruh elemen masyarakat. “Semua pihak harus bijaksana dalam bersikap selama proses Pilkada berlangsung,” tambahnya.

Ketua FKUB ini juga mengajak para tokoh agama, adat, dan pemuka masyarakat untuk aktif menyuarakan pesan-pesan kerukunan. “Mari kita jadikan Pilkada sebagai momen mempererat persaudaraan, bukan sebaliknya,” katanya.

Di akhir keterangannya, Hamid menggarisbawahi pentingnya peran FKUB, yang terdiri dari para pemuka agama, dalam memberikan pemahaman positif melalui organisasi keagamaan. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya perpecahan selama Pilkada dan menghindari penggunaan mimbar rumah ibadah sebagai sarana kampanye politik.

“Dalam suasana Pilkada mungkin akan ada ketegangan, tetapi kita harus ingat bahwa Pilkada hanyalah bagian dari perjalanan demokrasi. Sedangkan persaudaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah hal yang abadi,” lanjutnya.

Hamid mengingatkan bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh mengikis rasa persaudaraan dan kerukunan. “Berpolitiklah secukupnya, bersaudaralah selamanya,” ungkapnya.

Menanggapi situasi tersebut, Hamid Zein kembali mengimbau agar semua pihak lebih mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan. “Aceh sudah cukup lama menikmati perdamaian. Jangan biarkan pesta demokrasi ini menggoyahkan apa yang telah kita bangun bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KIP Aceh, Ahmad Mirza Safwandy, menyambut baik seruan FKUB. “Kami sangat mengapresiasi peran FKUB dalam menjaga kondusivitas Pilkada. Ini sejalan dengan upaya KPU menciptakan Pilkada yang aman, damai, dan berintegritas,” ujarnya.

Pengamat politik dan keamanan dari Universitas Syiah Kuala, Aryos Nivada, turut menilai bahwa peran FKUB sangat strategis. “Dalam konteks Aceh yang multi-etnis dan memiliki sejarah konflik, suara FKUB bisa menjadi penyejuk di tengah hiruk-pikuk politik,” jelasnya.

Pilkada serentak di Aceh akan digelar pada 27 November 2024, di mana sebanyak 23 kabupaten/kota akan memilih kepala daerah baru. Menjelang hari pemungutan suara, tensi politik diperkirakan akan meningkat.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda