Marzuki Hamid Berbagi Kiat Sukses Duet Memimpin Kota Langsa 2 Periode Bersama Toke Seum
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Mantan Wali Kota Langsa Usman Abdullah dan Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid periode 2012-2017 dan 2017-2022. [Foto: pemko Langsa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Selain Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas dan Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi, ternyata mantan Wali Kota Langsa Usman Abdullah dan Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid juga termasuk kepala daerah di Aceh yang berhasil memimpin selama 2 periode.
Kepemimpinan duet antara Usman Abdullah (Toke Seum) dan Marzuki Hamid mulai memimpin sejak 2012-2017 dan 2017-2022. Keduanya mengakhiri masa kepemimpinan periode kedua pada September 2022 lalu. Kini Ir Said Mahdum Majid menggantikan posisi Toke Seum sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Langsa hingga 2024.
Selama 10 tahun merajut Pemerintahan di Kota Langsa, mantan Walikota Usman Abdullah dan Wakil Walikota Marzuki Hamid mampu mempertahankan kebersamaannya selama 1 dekade memimpin Kota Langsa tanpa ada konflik.
Dalam wawancara eksklusif Reporter Dialeksis.com, Minggu (14/5/2023) bersama mantan Wakil Wali Kota Langsa Marzuki Hamid, membagikan kiat-kiat sukses dan cara punya hubungan harmonis memimpin Kota Langsa bersama Toke Seum selama 2 periode.
Pertama, kata Marzuki, keduanya menjalankan tugas dan wewenang masing-masing berdasarkan Peraturan Walikota Langsa yang dibuat sejak awal memimpin di tahun 2012.
"Saya hubungan dengan pak Walikota jelas pembagian tugasnya dan pendelegasian wewenang. Sehingga jelas saya mengerjakan apa dan beliau mengerjakan apa," ujarnya.
Untuk itu, keduanya bisa saling menjaga, walaupun sibuk dengan tugas masing-masing, Marzuki tidak meninggalkan Toke Seum, begitu pun sebaliknya.
Kedua, lanjutnya, aktif berkomunikasi, bermusyawarah dan mufakat.
"Kalau bukan saya yang datang ke beliau, pak Wali datang ke saya, itu sangat sering kami lakukan. Kalau tidak sempat ketemu langsung, kami komunikasi intens melalui WA sehingga kalau ada masalah kita bahas bersama," jelasnya.
Kemudian, cara keduannya tetap harmonis dilatarbelakangi karena punya niat visi dan misi yang sama dalam memajukan Kota Langsa.
"Saya ini tahu diri sebagai wakil yaitu membantu walikota. Pembantu walikota jadi apa yang didelegasikan ke saya itu yang saya jalankan," terangnya.
Di samping itu juga, kata Marzuki, mereka tidak menyibukkan diri dalam hal urusan rebut merebut proyek.
"Kita tidak rakus proyek, tidak sibuk dengan proyek atau terlalu mencampuri urusan proyek. Saya serahkan kepada Pak Wali saja, jangan terlalu banyak pintu, saya hanya membantu kalau ada persoalan di dalamnya," jelasnya lagi.
Selain itu, selama mereka memimpin, tidak adanya tim pembisik (tim ahli). Tetapi pihaknya memanfaatkan semua struktur perangkat daerah di Kota Langsa.
"Kita juga menggali masukan dari unsur perangkat daerah, pimpinan dayah, tokoh masyarakat, tokoh budaya, tokoh pemuda dengan kita menyiapkan tempat pengaduan di e-laporpemko, semua kita respons karena kita diawasi oleh Ombudsman juga," imbuhnya.
Selanjutnya, untuk memaksimalkan kinerja dinas-dinas, pihaknya memberikan kontrak kerja dengan dinas. Berangkat dari permasalahan yang dihadapi dinas terkait tupoksinya, kemudian lahirlah program dan langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Jadi kita beri waktu berapa lama masalah ini mau diselesaikan, dengan cara apa, apakah butuh anggran dan itu nanti ada reward dan punishment," ungkapnya.
Marzuki menjelaskan, pada saat awal memimpin, pasangan Toke Seum dan Marzuki melawan incumbent. Semua petahana itu dipekerjakan kecuali yang tidak bisa bekerja, lalu diberikan penilaian kerja minimal 6 bulan.
"Kalau mulai ada mutasi atau rotasi, bukan karena beda politik tetapi murni karena kinerja atau tidak bisa bekerja," ucapnya.
Di samping itu, yang lebih memperkuat hubungan keduanya diikuti dengan harmonisasi istri walikota dan istri wakil walikota.
"Ibu walikota dan ibu wakil walikota juga ada pembagian tugas masing-masing seperti di Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda), Ketua PAUD, Ketua PKK dan lainnya," sebut Marzuki.
*Kendala Selama Memimpin*
Toke Seum dan Marzuki Hamid tidak mengatakan mereka sudah sangat baik, namun selama menjabat tentu keduanya dihadapi pada kendala dan hambatan.
Pertama, kata Marzuki, tingkat sumber daya manusia yang tersedia di Kota Langsa masih belum maksimal, kurang update informasi yang berkembang terhadapp program-program dari pemerintah pusat.
"Kemudian yang namanya manusia, terkadang tidak dilandasi keikhlasan, pengabdian dan pengorbanan di dalam melaksanakan tugas. Jadi mungkin ada perangkat daerah yang tanpa pengawasan kita dia tidak melaksanakan tugas ataupun amanah dari kita," ungkap dia.
Lalu, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, pihaknya membuat program safari subuh setiap hari Sabtu. Di sana dihadiri unsur Forkopimda dan Pegawai yang laki-laki, sedangkan yang perempuan juga ada majelis taklim pada hari Jumat.
"Program safari subuh itu supaya lebih komunikatif, menjadi forum check and balance. Kalau ada masyarakat yang mau datang menjumpai Pak wali mungkin agak susah ketemu dengan kesibukan tugas kita padahal hanya perlu 2 menit, tetapi di safari subuh ini semua masyarakat bisa menjumpai kami," pungkasnya.[nor]