Rabu, 12 November 2025
Beranda / Pemerintahan / Illiza Genjot Langkah Tekan Inflasi, Kurangi Kemiskinan dan Pengangguran di Banda Aceh

Illiza Genjot Langkah Tekan Inflasi, Kurangi Kemiskinan dan Pengangguran di Banda Aceh

Rabu, 12 November 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, S.E. Foto: Pemko Banda Aceh 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, S.E., yang mulai menjabat kembali sejak 12 Februari 2025, tengah menggenjot berbagai upaya nyata untuk menurunkan inflasi serta angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Banda Aceh

Meski dampak signifikan belum terasa karena masa kepemimpinannya belum genap setahun, sejumlah langkah strategis telah dijalankan guna menstabilkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Petugas mendistribusikan bantuan pangan di Banda Aceh kepada keluarga penerima manfaat sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi dan penanggulangan kemiskinan.

Salah satu fokus Illiza adalah pengendalian inflasi melalui stabilisasi harga kebutuhan pokok. Ia meminta Dinas Sosial menyinkronkan data kemiskinan kota agar penyaluran bantuan pangan nasional tepat sasaran dan menjangkau warga yang berhak. 

Pada Oktober - November 2025, Banda Aceh menerima alokasi bantuan pangan bagi 9.996 keluarga penerima manfaat, berupa total sekitar 199 ton beras dan hampir 40 ribu liter minyak goreng. Program bantuan pangan ini tidak hanya meringankan beban kebutuhan pokok masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari strategi nasional untuk menjaga stabilitas harga pangan dan menekan laju inflasi. 

Berkat berbagai langkah pengendalian tersebut, Kota Banda Aceh tercatat berhasil mempertahankan tingkat inflasi terendah se-Provinsi Aceh pada Agustus 2025, yakni hanya 2,34 persen (year-on-year), jauh di bawah rata-rata inflasi Aceh sebesar 3,70 persen pada periode yang sama.

Di sisi lain, Pemko Banda Aceh di bawah kepemimpinan Illiza juga memperkuat program penanggulangan kemiskinan. Salah satu upayanya adalah memaksimalkan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah melalui Baitul Mal. 

Konsistensi Illiza dalam mendukung gerakan zakat untuk kesejahteraan masyarakat mendapat pengakuan dengan diraihnya Baznas Award 2025 atas kiprahnya sebagai Kepala Daerah Pendukung Gerakan Zakat Indonesia. 

Ketua Baznas RI Noor Achmad menyebut bahwa komitmen seperti yang ditunjukkan Banda Aceh menjadikan zakat “bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai instrumen pembangunan sosial dan pengentasan kemiskinan”. 

Illiza pun bersyukur atas penghargaan tersebut dan bertekad semakin meningkatkan transparansi serta akuntabilitas penyaluran zakat melalui inovasi berbasis elektronik di Baitul Mal Banda Aceh.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Banda Aceh per Maret 2025 tercatat sebesar 5,45 persen, turun dari 6,95 persen pada Maret 2024. Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan tren perbaikan, walau upaya pengentasan masih perlu dioptimalkan. 

Illiza mencatat bahwa menurunnya jumlah penerima bantuan pangan tahun ini sejalan dengan turunnya tingkat kemiskinan kota yang kini sekitar 5,6 persen (turun 1,5 persen poin dari tahun sebelumnya), dan ia pun menginstruksikan sinkronisasi data kemiskinan BPS dengan data dinas sosial agar penanganannya makin tepat sasaran.

Tantangan besar lainnya adalah tingginya tingkat pengangguran terbuka. BPS Kota Banda Aceh mencatat TPT Banda Aceh sekitar 8 persen pada tahun 2023 angka yang relatif tinggi dibanding rata-rata nasional. 

Menyikapi hal ini, Illiza menekankan perlunya langkah terobosan untuk menurunkan angka pengangguran yang menjadi persoalan nyata di kota madani tersebut. 

“Kita membutuhkan terobosan dalam menyiapkan tenaga kerja lokal yang lebih kompeten dan siap bersaing di dunia kerja,” ujarnya kepada Dialeksis. Salah satu program prioritas yang digagasnya adalah Banda Aceh Academy sebuah platform pelatihan dan inkubasi digital yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan generasi muda dan pencari kerja.

Illiza meminta program tersebut dijadikan agenda utama Dinas Tenaga Kerja serta dilaksanakan melalui kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan dunia usaha, lembaga pendidikan, dan komunitas. 

“Jika program ini benar-benar berjalan dengan baik dan tepat sasaran, insya Allah kita bisa keluar dari persoalan pengangguran di kota ini,” kata Illiza optimistis saat penyampaiannya kepada Dialeksis. 

Karena baru berlangsung beberapa bulan, berbagai program yang dijalankan Illiza tersebut belum sempat menunjukkan hasil yang signifikan. 

Meski demikian, pondasi kebijakan sudah mulai dibangun melalui langkah-langkah konkrit di lapangan, mulai dari stabilisasi harga pangan untuk pengendalian inflasi, pemanfaatan dana sosial-keagamaan untuk pengurangan kemiskinan, hingga peningkatan kapasitas SDM lokal guna penyerapan tenaga kerja. 

“Pemerintah kota dan masyarakat Banda Aceh pun berharap, seiring berjalannya waktu, upaya-upaya tersebut dapat membawa perubahan positif bagi perekonomian dan kesejahteraan Kota Banda Aceh,” tutup Illiza Sa'aduddin Djamal mantan anggota DPR RI.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI