Motor Buatan Taiwan Punya Mode Hujan Otomatis
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Jika dimanfaatkan dengan benar, teknologi bisa membantu manusia untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Termasuk saat sedang mengendarai sepeda motor.
Ada teknologi yang dikembangkan untuk membuat motor bisa melaju lebih kencang, tapi ada juga yang diciptakan demi menjaga keamanan dan kenyamanan pengendara.
Seperti yang ada pada sepeda motor buatan Taiwan, Gogoro. Mengusung konsep ramah lingkungan, kuda besi rancangan mereka digerakkan oleh energi listrik yang tidak menghasilkan polusi.
Baca juga : Update Kasus 7 Maret: Jumlah 5.826 Kasus COVID-19 RI, Berikut Sebaranya
Kekhawatiran pengguna saat daya baterai habis dan membutuhkan waktu lama untuk mengisi ulang, diselesaikan dengan menghadirkan GoStation.
Dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi Taipei Economic Trade Office, Sabtu 6 Maret 2021, GoStation merupakan tempat di mana pengendara Gogoro bisa menukar baterai yang sudah habis dayanya, dengan baterai yang terisi penuh.
Proses ini hanya memakan waktu satu menit, tidak lebih lama dari mengisi bahan bakar di SPBU. Jumlah GoStation yang ada di Taiwan mencapai dua ribuan tempat, sehingga mencari baterai yang penuh tidak menjadi masalah.
Pemilik motor juga tidak perlu memikirkan soal penurunan kinerja baterai, karena perusahaan akan mengganti stok yang sudah tidak laik pakai dengan baterai baru.
Baca juga : TNI Buktikan Slogan Bersama Rakyat, Terbukti di Lokasi TMMD 110
Banyak fitur canggih yang dipasang pada motor ini. Salah satunya yakni kemampuan untuk mencegah tindak pencurian, di mana pemilik bisa mengaktifkan unit dengan memakai ponsel.Saat di parkiran, cukup tinggalkan motor maka sistem akan mengunci otomatis apabila tidak menerima sinyal Bluetooth dari ponsel.
Koneksi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengaktifkan mode hujan, yakni apabila pada aplikasi di ponsel menunjukkan kondisi tersebut, maka komputer akan mengurangi daya listrik supaya mencegah ban selip.
Gogoro berencana menerapkan konsep ini di wilayah Asia Tenggara. Jadi, kehadirannya di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu [viva.co.id].