Sebab Kegagalannya di Eropa, Martunis Anak Angkat Cristiano Ronaldo Bercerita
Font: Ukuran: - +
Martunis (Foto: Instagram @martunis_ronaldo)
DIALEKSIS.COM | Aceh - Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, sejatinya memiliki seorang anak angkat yang berasal dari Indonesia, Martunis. Sebagai informasi, Ronaldo bertemu Martunis setelah bencana alam tsunami yang menimpa Aceh pada Desember 2004.
Ketika itu, Martunis menjadi salah satu dari sedikit orang yang selamat dari musibah tsunami tersebut. Sosok Martunis mencuri perhatian karena saat selamat, ia sedang mengenakan jersey Timnas Portugal dengan nama punggung Cristiano Ronaldo.
Menariknya, Ronaldo yang mengetahui kabar tersebut langsung datang ke Indonesia dan menemui Martunis. Tidak hanya itu, Ronaldo bahkan juga mengangkat Martunis menjadi anaknya.
Martunis sendiri memang diketahui memiliki impian menjadi pesepakbola profesional. Mantan klub Ronaldo, Sporting Lisbon, sempat memberi kesempatan kepada Martunis untuk bergabung dengan akademi mereka pada 2015.
Kendati demikian, harus disayangkan karena perjalanan karier Martunis di Eropa tidak berjalan mulus. Tercatat, pria yang bernama lengkap Sarbini Martunis tersebut hanya satu musim saja menimba ilmu di akademi Sporting Lisbon.
Melalui akun YouTube pribadinya, Martunis pun menjelaskan sejumlah faktor yang menjadi penyebab kegagalannya berkarier di Eropa. Salah satunya adalah karena ia merasa dirinya telat untuk bergabung dengan akademi Sporting Lisbon. Kala Martunis bergabung, usianya sudah menginjak 18 tahun.
Kondisi tersebut membuatnya kesulitan untuk bersaing dengan pemain-pemain lain yang memang sudah digembleng dengan serius sejak masih kecil. Selain itu, faktor perbedaan bahasa juga menjadi kendala lain yang membuat Martunis sulit beradaptasi.
“Kalau untuk berlatih di sana (Sporting Lisbon) waktu itu saya sudah terlambat. Karena (ketika itu) saya sudah 18 tahun, jadi susah untuk berlatih di sana karena saya sudah beranjak dewasa,” ungkapnya di akun YouTube Martunis Ronaldo 07.
“Setelah itu, faktor lainnya adalah bahasa. Bahasa adalah hal yang penting juga untuk seluruh atlet. Sporting itu merekrut pemain-pemain yang bisa berbahasa Portugis,” papar Martunis.
Martunis sendiri sebenarnya difasilitasi untuk kursus berbahasa Inggris dan Portugis. Meskipun pada akhirnya Martunis tidak bisa berakrier panjang bersama Sporting Lisbon, namun ia bersyukur atas kesempatan yang sudah diberikan kepadanya [Okezone].