PNG Ikut Campur Urusan Papua Barat, Siap Bantu OPM
Font: Ukuran: - +
Foto: Ilustrasi Logo PNG
DIALEKSIS.COM | Dunia - Sebuah batalion yang terdiri dari relawan asal Provinsi Sepik, Papua Nugini (PNG), telah mengumumkan akan bergabung dengan separatis Papua Barat . Mereka menyatakan siap berperang melawan tentara Indonesia untuk memerdekakan wilayah tersebut.
Ini adalah pertama kalinya orang-orang dari PNG ikut campur urusan dalam negeri Indonesia di Papua Barat.
“Atas nama warga Papua Nugini, kami sekarang berdiri di sini untuk menyatakan diri bahwa kami siap untuk pergi dan berperang melawan tentara Indonesia karena membantu rakyat kami di Papua Barat,” kata juru bicara batalion Sepik dalam video pengumuman mereka.
Pengumuman itu telah dipublikasikan Tidningen Global, majalah yang berbasis di Swedia, pada 6 Mei 2021.
Pada akhir April, pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo secara resmi menyatakan bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua Barat sebagai organisasi teroris.
Keputusan pemberian label "teroris" itu diambil setelah Kepala BIN Daerah Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur ditembak KKB Papua Barat. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengerahkan banyak tentara ke wilayah tersebut.
Perkembangan situasi itu mendorong kelompok relawan dari PNG ikut campur. “Pemerintah kami [di Port Moresby] tidak memiliki inisiatif untuk mendukung rakyat kami di Papua Barat, oleh karena itu kami masyarakat Sepik, siap untuk pergi dan mendukung,” kata juru bicara batalion Sepik yang tidak menyebutkan namanya.
Pengumuman tentang relawan PNG yang bergabung dalam konflik bersenjata untuk kemerdekaan Papua Barat akan mempertaruhkan hubungan diplomatik antara PNG dengan Indonesia.
Kedua negara selama ini berhubungan baik dan PNG selama ini menghormati kedaulatan Indonesia atas Papua Barat.
“Pemerintah Indonesia menyebut mereka [OPM/KKB] teroris, tapi mereka bukan teroris”mereka berjuang untuk tanah mereka. Indonesia”Anda pencurinya," imbuh juru bicara batalion Sepik tersebut.
Masuknya batalion Sepik ke dalam konflik bersenjata di Papua Barat sekarang memaksa pemerintah pusat di Port Moresby untuk mengambil sikap politik.
Benny Wenda, pentolan separatis Papua Barat yang dideklarasikan oleh kelompoknya sebagai presiden sementara Papua Barat, mengatakan Papua Barat belum terlalu dekat dengan perang total sejak tahun 1970-an.
“Tingkat operasi militer yang kita lihat sekarang adalah kembali ke era Soeharto di tahun 1970-an,” katanya kepada majalah Tidningen Global.