Rumah Janda Miskin di Pantan Musara Disulap Pasukan Berbaju Loreng
Font: Ukuran: - +
Ibu tiga anak ini tidak lagi terbilang muda. Fisiknya tidak sekuat dulu, maklum umurnya sudah 53 tahun. Namun dia harus bekerja serabutan, menjadi buruh upahan demi mempertahankan hidup.
Apapun pekerjaan yang menyangkut urusan perkebunan kopi mau dilakukanya. Karena dia hidup dalam lingkaran kebun kapein ini. Dia tercatat sebagai warga di Bumi Pertiwi yang mendapat PKH dari pemerintah.
Rumahnya sudah reot. Ketika musim hujan, tetesan air dari langit masuk ke tempatnya berteduh. Janda ini tidak mampu memperbaikinya. Jangankan untuk memperbaiki rumah yang dibeli bersama alrmarhum suaminya, untuk memenuhi kebutuhan hidup saja dia sudah terasa susah.
Jemari tanganya kasar. Otot ototnya “terbilang” sedikit kuat untuk ukuran wanita, karena dia mengandalkan fisik untuk menyambung hidup. Apa saja yang diminta masyarakat bantuanya, membesik kebun kopi, membersihkan gulma, atau mengutip kopi ketika panen, semuanya dilakukanya.
Kini dia tinggal bersama anak bungsunya yang tidak lagi sendiri. Anak gadisnya sudah disunting sang jejaka, setahun yang lalu. Namun mereke tinggal bertiga di rumah yang terbilang tak layak huni ini.
Samsiah namanya. Dia pasrah mengarungi hidup sejak ditinggal suaminya yang sudah terbilang lama. Warga Pantan Musara, Kecamatan Pegasing Aceh Tengah, bagaikan pasrah kepada takdir Tuhan yang diberikan kepadanya. Diusianya yang terbilang tua, dia harus berhadapan dengan getirnya kehidupan.
Penderitaan yang dirasakan Samsiah, menyentuh hati pasukan loreng yang bertugas di Kodim 0106 Aceh Tengah. Mendapat keterangan tentang penghidupan Samsiah, Dandim 0106 Aceh Tengah Letkol. Teddy Sofyan, menjatuhkan pilihan hatinya untuk membantu Samsiah.
Dalam rangka HUT TNI ke -75, pihak Kodim 0106 melakukan perebahan rumah tidak layak huni (RTLH) milik Samsiah, penduduk Dusun Mekar Sari, Desa Pantan Musara ini.
Setiap harinya Dandim menurunkan 15 personilnya dan dibantu 5 warga setempat untuk membangun rumah Samsiah, walau terbuat dari papan. Rumah reot yang tak layak huni itu, dalam sekejab kini sudah mencapai 75 persen.
“Alhamdulilah, hari kelima pembuatan rumah janda ini sudah mencapai 75 persen, kita doakan secepatnya selesai,” sebut Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol. Teddy menjawab Dialeksis.com, Kamis (24/9/2020).
Dandim yang didampingi Serka Teguh, Staf Teritorial yang mengurus persoalan rumah ini menyebutkan, pemasangan dinding, atap dan plaster lantai sudah 100 persen. Saat ini sedang dalam proses pembuatan MCK yang nantinya dilanjutkan dengan pengecetan.
Kebetulan di kawasan ini juga dilaksanakan TMMD ke 109. Dimana akan berlangsung sejak 22 September sampai dengan 21 Oktober nanti dengan membuka jalan dan pengerasan sepanjang 4200 meter, pembuatan jembatan dan gorong-gorong.
“Kami bersyukur, ada warga kami yang hidup dalam ujian Tuhan berupa kemiskinan, namun diperhatikan pembangunan rumahnya oleh tentara,” sebut Duwi Suprapto, reje (kepala Kampung) Pantan Musara, kepada Dialeksis.com.
Menurut Duwi, di kampungnya ada 7 janda yang keadaanya membutuhkan bantuan. Namun setelah melalui pertimbangan, pihaknya menjatuhkan pilihan kepada Samsiah untuk mendapatkan bantuan rehab rumah dari TNI.
Ibu ini, sebut Duwi, dikenal masyarakat memiliki budi yang baik. Rajin dan tekun dalam berusaha walau hidupnya masih serba kurang. Mau melaksanakan berbagai kegiatan di kampung, ikut andil dalam pengajian dan beragam kegiatan lainya.
Samsiah termasuk manusia tangguh yang tidak putus asa dalam mengarungi hidup. Dia bekerja serabutan demi mempertahankan perutnya terisi agar aliran nafasnya tidak berhenti.
Tuhan sudah mengetuk nurani personil Kodim 0106 Aceh Tengah, untuk melihat keadaanya. Tetesan keringat dan jerih payah pasukan loreng ini telah menyulap rumahnya, bukan lagi tak layak huni, namun sudah membuat Samsiah dan anaknya nyaman dalam menapaki hidup. (Bahtiar Gayo)