Beranda / Berita / Dunia / Tujuh Pelajar Tewas Akibat Ledakan Bom di Sebuah Madrasah Pakistan

Tujuh Pelajar Tewas Akibat Ledakan Bom di Sebuah Madrasah Pakistan

Selasa, 27 Oktober 2020 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: Ilustrasi Bom meledak/net]


DIALEKSIS.COM | Dunia - Sebanyak tujuh pelajar meninggal akibat ledakan bom di sebuah madrasah di pinggiran kota Peshawar, Pakistan, pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat. Ledakan itu juga melukai 112 orang lainnya.

Menurut perwakilan Kepolisian Pakistan, Waqar Azim, mengatakan peristiwa itu terjadi saat seorang ulama terkemuka sedang menyampaikan ceramah di aula utama madrasah Jamia Zubairia.

Dia mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bom itu meledak beberapa menit setelah seseorang meninggalkan sebuah tas di madrasah tersebut.

Dilansir Associated Press, dari rekaman televisi menunjukkan aula utama madrasah dalam kondisi rusak. Aula dipenuhi pecahan kaca dan karpetnya berlumuran darah.

Polisi mengatakan sedikitnya lima kilogram bahan peledak digunakan dalam serangan itu.

Beberapa siswa yang terluka berada dalam kondisi kritis dan otoritas rumah sakit khawatir jumlah korban tewas dapat meningkat. Pihak berwenang mengatakan beberapa guru dan karyawan madrasah juga terluka dalam pemboman itu.

Awalnya, polisi mengatakan pemboman itu menewaskan dan melukai anak-anak, tapi kemudian mereka mengatakan hampir semua siswa berada di rentang usia 20-an tahun.

Seorang siswa yang terluka, Mohammad Saqib (24), mengatakan kejadian itu bermula ketika ulama Rahimullah Haqqani sedang menjelaskan ayat-ayat Alquran. Tiba-tiba mereka mendengar suara yang memekakkan telinga dan terdengar suara tangisan. Dia juga melihat para siswa lain berlumuran darah dan menangis sambil meminta tolong.

"Seseorang membantu saya dan memasukkan saya ke dalam ambulans dan saya dibawa ke rumah sakit," ujarnya dari ranjang rumah sakit.

Akibat insiden itu, kedua lengan Saqib harus diperban dan dia berada dalam kondisi stabil.

Saksi lainnya, Saeed Ullah (24), mengatakan setidaknya 500 siswa hadir di aula utama madrasah pada saat ledakan. Dia mengatakan para guru juga menjadi korban yang terluka dalam pemboman itu.

Sebuah video yang direkam oleh seorang mahasiswa di tempat kejadian menunjukkan ulama Haqqani sedang memberikan ceramah ketika bom meledak. Belum jelas apakah guru itu termasuk di antara korban yang terluka.

Tak lama setelah penyerangan, warga bergegas menuju madrasah untuk memeriksa anak atau kerabat mereka yang sedang belajar di sana. Banyak kerabat berkumpul di Rumah Sakit Lady Reading, di mana para siswa yang tewas dan terluka dibawa oleh polisi menggunakan ambulans dan kendaraan lain.

Juru Bicara Rumah Sakit Lady Reading, Mohammad Asim mengatakan tujuh pelajar tewas dan pihaknya menerima 70 orang terluka, kebanyakan merupakan pelajar madrasah. Sementara rumah sakit terpisah merawat 42 korban lainnya.

Para pejabat setempat mengatakan beberapa pelajar Afghanistan yang belajar di madrasah itu juga termasuk di antara orang-orang yang terluka.

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengutuk insiden itu dan meminta pihak berwenang untuk memastikan pemberian bantuan medis terbaik kepada para korban.

Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah intelijen Pakistan memperingatkan bahwa kelompok militan menargetkan tempat-tempat umum dan gedung-gedung penting, termasuk madrasah dan masjid di seluruh Pakistan, seperti di Peshawar.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Peshawar adalah ibu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan. Provinsi ini menjadi tempat serangan militan dalam beberapa tahun terakhir, tapi kekerasan sektarian juga telah menewaskan atau melukai orang di masjid atau madrasah di seluruh Pakistan.

Serangan terbaru tersebut terjadi dua hari setelah pemboman di kota barat daya Quetta yang menewaskan tiga orang. Kelompok bersenjata Taliban Pakistan telah menargetkan serangan di tempat-tempat umum, sekolah, masjid, dan militer di seluruh negeri sejak 2001.

Sejak itu, para pemberontak menyatakan perang terhadap pemerintah Pakistan dan melakukan banyak serangan, termasuk serangan brutal terhadap sekolah yang dikelola tentara di kota Peshawar pada 2014 yang menewaskan 140 anak dan beberapa guru [cnnindonesia].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda