Jepang Tutup Akses Semua Warga Asing, Mulai Senin Besok
Font: Ukuran: - +
Foto Ilustrasi Jurnal Otaku
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Hari Senin besok (28/12), Jepang akan melarang semua warga asing dari seluruh dunia masuk ke negaranya, hingga akhir Januari tahun depan.
Pengumuman ini disampaikan sebagai langkah pencegahan atas kemunculan virus corona mutasi asal Inggris di negara ini yang berpotensi lebih cepat penularannya, seperti dilansir dari Kyodo News, Minggu (27/12).
Jepang juga akan menghentikan penerbitan visa baru mulai Senin. Mereka yang sudah mendapatkan visa akan diizinkan masuk ke negara itu, tetapi mereka yang berada di Inggris atau Afrika Selatan dalam waktu 14 hari setelah mengajukan izin masuk akan dikecualikan.
Pemerintah Jepang akan mewajibkan semua warganya yang datang dari negara dan wilayah di mana varian baru, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, dipastikan menyerahkan hasil tes virus negatif dalam 72 jam sebelum keberangkatan dan menjalani tes pada saat kedatangan dari Rabu hingga akhir Januari.
Namun, mereka yang merupakan pengusaha dan pelajar dari 10 negara termasuk Thailand, Vietnam dan Korea Selatan serta Taiwan, dengan skema khusus Jepang untuk meringankan pembatasan perjalanan, tidak akan terpengaruh oleh kebijakan penangguhan tersebut, tambah pemerintah.
Tokyo telah melarang masuknya warga negara asing yang baru-baru ini berkunjung ke Inggris dan Afrika Selatan.
Sebelumnya, Jepang melaporkan dua orang lagi telah terinfeksi virus varian tersebut, dengan salah satu dari mereka dikonfirmasi sebagai kasus pertama yang ditularkan di dalam negeri.
Kedua orang yang terinfeksi varian tersebut dirawat di rumah sakit di Tokyo. Mereka adalah seorang pilot berusia 30-an yang kembali ke Jepang dari London pada 16 Desember dan seorang wanita berusia 20-an, salah satu anggota keluarganya, yang tidak punya riwayat mengunjungi negara itu, kata Kementerian Kesehatan.
Pria itu tidak menjalani karantina di bandara karena pekerjaannya dan wanita tersebut diyakini telah terinfeksi melalui dirinya. Tiga orang melakukan kontak dekat dengan pasangan itu dan satu dari mereka dinyatakan negatif, sementara status dua lainnya tidak diketahui, menurut kementerian [rri.co.id].