Jaringan 5G Baru Dirilis, China Mulai Kembangkan 6G
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Cina baru saja meluncurkan jaringan 5G, tapi secara resmi meluncurkan pekerjaan penelitian dan pengembangan untuk jaringan seluler 6G. Kementerian Sains dan Teknologi Cina pekan ini mengatakan mereka akan membentuk dua kelompok kerja untuk melaksanakan tugas tersebut.
Dikutip CNBC, satu kelompok akan terdiri dari departemen pemerintah terkait yang bertanggung jawab mempromosikan bagaimana penelitian dan pengembangan 6G akan dilakukan. Tim lain akan terdiri dari 37 universitas, lembaga penelitian dan perusahaan, yang memaparkan sisi teknis 6G dan menawarkan saran.
Jaringan 5G mengacu pada jaringan seluler generasi mendatang yang menawarkan kecepatan data super cepat dan menjanjikan dukungan teknologi seperti mobil tanpa pengemudi dan virtual reality. Cina meluncurkan jaringan 5G awal bulan ini.
5G masih dalam masa pertumbuhan dengan sebagian besar orang di dunia masih menggunakan jaringan 4G. Meskipun ada banyak keriuhan di sekitar 5G, masih belum jelas apa dampak 5G pada industri dan konsumen di luar kecepatan unduhannya.
Korea Selatan adalah satu-satunya negara lain yang meluncurkan 5G secara nasional selain Cina. Sementara negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat melakukan peluncuran yang jauh lebih terbatas, dan sering kali berfokus pada beberapa kota.
Sementara itu, 6G masih jauh. Wakil Menteri Wang Xi dari Kementerian Sains dan Teknologi mengatakan 6G sedang dalam tahap awal. "Rute teknis masih belum jelas, dan indikator kunci serta skenario aplikasi belum distandarisasi dan ditetapkan," ujarnya.
Pada September lalu, CEO Huawei Ren Zhengfei mengatakan bahwa perusahaan sedang mengerjakan teknologi 6G dan masih dalam fase awal, serta ada jalan yang harus ditempuh sebelum dikomersialisasi.
Jaringan seluler, khususnya 5G, telah menjadi topik politis antara AS dan Cina. Huawei, salah satu pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, telah berada di garis silang AS.
Washington menuduh perusahaan Cina itu sebagai risiko keamanan nasional, dan mengklaim perlengkapannya dapat digunakan oleh pemerintah Cina untuk memata-matai orang Amerika. Huawei telah berulang kali membantah klaim itu.
Huawei juga masuk dalam daftar hitam AS yang membatasi aksesnya ke teknologi Amerika, dan Amerika telah mencoba meyakinkan negara-negara lain untuk melarang Huawei untuk menggunakan jaringan 5G mereka.
Namun, Cina terus maju dengan 6G karena melihat teknologi menjadi sangat penting di masa depan. "Dalam masa kritis pembangunan nasional ini, kita harus mementingkan perkembangan 6G, mengkoordinasikan perencanaannya, mempromosikannya dengan efisiensi, dan membuka diri untuk inovasi di bidang ini," kata Wang Xi. (im/tempo)