Iran Menolak Ancaman AS atas Kejadian di Irak
Font: Ukuran: - +
Para tentara AS mengawasi kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad, Iran, Rabu (1/1/2020). [Foto: Adrian Weale/Handout via Reuters]
DIALEKSIS.COM | Teheran - Dalam tanggapan tegas terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menuduh keterlibatan Iran dalam protes yang jarang terjadi di kompleks kedutaan besar AS di Baghdad, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan tanggapan yang sama tegasnya dengan mengatakan Teheran akan secara terbuka menghadapi negara yang mengancam kepentingan nasional.
Demonstran yang bersimpati atau milik Hashd al-Shaabi (Pasukan Mobilisasi Populer, atau PMF) yang didukung Iran, menembus dinding luar kompleks kedutaan besar AS yang berbenteng kuat di ibukota Irak pada hari Selasa (31/12/2019), membuat sebagian perimeter terbakar.
Trump pada hari Selasa memperingatkan dia akan meminta Iran bertanggung jawab "atas nyawa yang hilang, atau kerusakan yang terjadi, di salah satu fasilitas kami".
Pada hari Rabu (1/1/2020), Khamenei mengatakan dalam sebuah acara publik di Teheran: "Untuk satu hal, Anda sangat salah karena masalah ini tidak ada hubungannya dengan Iran.
"Jika Iran memutuskan untuk menghadapi suatu negara, itu akan dilakukan secara terbuka. Tetapi semua orang harus tahu bahwa kami berkomitmen kuat untuk kepentingan negara dan kami tidak akan ragu untuk campur tangan dan memberikan pukulan kepada pihak mana pun yang mencoba untuk mengancam negara," tegasnya.
Mohammad Marandi, kepala departemen studi Amerika Utara di Universitas Teheran, mengatakan kepada Al Jazeera: "Orang Iran tidak menganggap serius ancaman Amerika karena konfrontasi militer dengan Iran tidak akan berarti kemenangan bagi AS.
"Harga setiap serangan Amerika terhadap Iran akan terlalu tinggi, dan biaya untuk seluruh wilayah akan lebih tinggi."
Marandi berpendapat bahwa AS, setelah menghabiskan "triliunan dolar untuk konflik di Irak, yang merupakan kegagalan total, ingin menggunakan Iran sebagai kambing hitam untuk membenarkan kegagalannya.
"Orang Iran tidak akan menerima diperlakukan sebagai kambing hitam dan Iran tidak takut pada AS." (aljazeera)