Beranda / Liputan Khusus / Dialetika / Makna Gempa di Subuh Syawal

Makna Gempa di Subuh Syawal

Kamis, 04 Juni 2020 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Manuskrip kuno koleksi Cek Midi. (Foto: Detik).


DIALEKSIS.COM | Kolektor manuskrip kuno  Aceh Tarmizi A Hamid menyebutkan, setiap kejadian gempa bumi masa lalu tertulis dalam kitab kuno.

Dalam Kitab kuno Aceh yang ditulis pada abad ke-18, tertulis makna gempa yang terjadi pada Subuh. 

“Dalam bab gempa, ketika gempa terjadi pada saat Subuh akan berseteru negeri itu padanya,” kata Tarmizi A Hamid, Kamis (4/6/2020).

Berseteru yang dimaksud dalam kitab kuno itu kata Tarmizi A Hamid, akan terjadi perseteruan antar elit. 

“Berseteru dimaksud internal penguasa atau raja-raja,” kata pria yang akrab disapa Cek Midi Tarmizi A Hamid.

Manuskrip gempa setebal 448 halaman yang ditulis pada kertas abad ke-18 ini menjelaskan secara detail arti gempa. Dalam manuskrip koleksi Cek Midi, makna gempa dikelompokkan berdasarkan bulan Hijriah dan waktu yang merujuk salat fardu.

"Manuskrip ini ditulis sangat lengkap dan detail, waktunya, bulannya. Jadi kalau tidak pernah terjadi apa-apa pada masa lalu tidak mungkin ditulis manuskrip ini. Manuskrip ini adalah pedoman catatan peristiwa," kata Cek Midi.

Menurut koletor 582 manuskrip kuno ini, kitab tabir gempa yang dikoleksinya tidak diketahui nama pengarangnya. 

Kitab yang ditulis oleh ulama Aceh ini ditulis di atas kertas berlogo bulan sabit bersusun tiga yang didatangkan dari Eropa. Kitab-kitab yang tersimpan oleh ulama Aceh.

Dalam kitab kuni ini ditulis bermacam bab, mulai dari cara membuat rumah, tentang obat, tentang wabah, tentan pohon, nama-nama orang, gempa segala bencana alam lain.

Cek Midi memastikan kita ini ditulis oleh para ahli dan orang yang dekat dengan Illahi. Dalam manuskrip tersebut, terdapat beberapa bab dan ditulis dengan tinta hitam dan merah.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda