Beranda / Analisis / Kisah Pengalaman Pengungsi Rohingya di Aceh: Pandangan Mahasiswa Pasca Sarjana

Kisah Pengalaman Pengungsi Rohingya di Aceh: Pandangan Mahasiswa Pasca Sarjana

Jum`at, 26 Januari 2024 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilham Catur Fhata. Foto: okezone


DIALEKSIS.COM | Dunia - Ilham Catur Fhata, mahasiswa pasca sarjana yang sedang menempuh studi di Ovidius University of Constanta dan juga peserta program Erasmus+ di Kassel University-Germany, berbagi cerita tentang gelombang pengungsi Rohingya yang melanda Provinsi Aceh. Ilham, yang berasal dari Kota Langsa, membagikan pengalamannya mengenai situasi kondusif dan kolaboratif di masyarakat Aceh, terutama di Kota Sabang dan Kota Langsa, selama beberapa tahun belakangan.

Dalam tulisannya, Ilham menyampaikan bahwa pada tahun 2023, Indonesia, khususnya Aceh, dihadapkan pada berbagai informasi dari media dan sumber lainnya mengenai isu pengungsi Rohingya. 

Ilham menekankan bahwa tujuannya bukan untuk meluruskan atau mengkritik media, melainkan untuk memberikan kontribusi dalam pemahaman situasi tersebut, terutama dalam konteks penanganan pengungsi dan pencari suaka di beberapa negara.

Selanjutnya lebih menjelaskan Ilham membahas norma-norma yang berlaku untuk Indonesia terkait pengungsi, meskipun negara ini tidak meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967. Dia juga mengaitkan perspektif agama, terutama Islam, dengan Al-Qur'an yang menekankan nilai tolong-menolong. Ilham mencatat keputusan Angela Merkel, seorang anak pendeta, dalam mendukung pengungsi di Jerman sebagai contoh yang relevan.

Bahkan, Ilham menyoroti peran Angela Merkel dalam menangani krisis pengungsi di Jerman dan Uni Eropa, serta peran Presiden Joko Widodo dalam kebijakan politik nasional dan supranasional di ASEAN dan UNHCR.

Ilham menekankan pemanfaatan pertemuan tingkat tinggi (KTT) terkait migrasi untuk membentuk kebijakan integrasi yang inklusif dan menciptakan landasan bagi pemuda serta toleransi etno-agama. Dia juga membahas perubahan penting dalam Uni Eropa yang memengaruhi kebijakan penerimaan pencari suaka dan memberikan perlindungan sosial yang setara kepada warga negara ketiga.

Artikel tersebut diakhiri dengan mengutip slogan Angela Merkel, "We can do this" (kita bisa melakukannya), yang mencerminkan semangat untuk mengatasi tantangan pengungsi dan menciptakan integrasi yang lebih baik. Ilham berharap bahwa pengalaman Jerman dan Uni Eropa dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam menangani isu pengungsi. [Disadur dari artikel sudah dipublikasi okezone.com berjudul: Penanganan Pengungsi Rohingya di Indonesia ala Angela Merkel]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda