Warga Pasundan Banda Aceh Gelar Pertemuan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Warga Pasundan yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh umumnya menggelar kegiatan halal bi halal. Pertemuan ini digelar di Aula Fakultas MIPA Unsyiah, Minggu (29/7/2018).
Paguyuban yang diberi nama Parasunda Aceh ini genap berusia 8 tahun. Kegiatan halal bi halal ini dirangkai dengan peringatan 8 tahun organisasi ini lahir di Aceh.
Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Ak MM menjadi tamu kehormatan pada acara ini. Saat memasuki ruangan acara, Aminullah disambut dengan tarian adat sunda. Wali Kota dipayungi dan dikalungi bunga oleh sesepuh Pasundan. Saat melangkahkan kaki ke kursi yang telah disediakan, para penari mengiringi langkah Pak Wali dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Ini tarian kami saat menyambut tamu istimewa, seperti tari Ranup Lampuan saat masyarakat Aceh menyambut tamu istimewa juga," jelas Ketua Parasunda, Lalan Sahlan.
Wali Kota sendiri merasa kagum dengan sambutan yang diterimanya dari warga Pasundan yang ada di Banda Aceh.
"Saya tidak menyangka akan disambut seperti ini. Ini luar biasa sekali," komentar Aminullah saat memberikan sambutannya.
Aminullah menilai, warga Pasundan sangat menghargai budaya leluhur mereka. Sama dengan masyarakat Aceh yang juga terus mempertahankan budaya dan kesenian tradisional.
"Jujur, ketika disambut dengan tarian adat Pasundan, Saya merasa seperti sedang berada di Jawa Barat," ungkap Aminullah.
Aminullah mengapresiasi cara paguyuban Parasunda melestarikan budaya leluhur mereka.
"Sudah sepantasnya setiap kita mewarisi dan melestarikan budaya kita. Yang sudah berumur misalnya, tidak mungkin pulang kampung lagi, kerinduannya bisa terobati ketika melihat kesenian leluhur ditampilkan," tambah Aminullah.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota juga berbagi cerita ketika menghadiri Apeksi di Tarakan beberapa hari yang lalu. Katanya, dirinya dan rombongan juga berkesempatan bersilaturrahmi dengan masyarakat Aceh yang berdomisili di provinsi Kalimantan Utara tersebut.
"Bisa bertemu dengan warga Aceh di Tarakan, ngobrol dan bersilaturrahmi membuat mereka seakan berada di kampung sendiri," ungkap Aminullah.
Kepada warga Pasundan, Wali Kota juga menyampaikan bahwa masyarakat Banda Aceh sangat terbuka dan menerima siapapun. Warga Banda Aceh bisa hidup berdampingan dengan suku dan agama lainnya. Sejauh ini tidak pernah terjadi konflik yang berbau sara di Banda Aceh.
"Walaupun kita menerapkan syariat Islam, tapi warga kita sangat toleran terhadap penganut agama lainn. Saya pikir saudara kita dari Pasundan juga bisa merasakan karena sudah lama berdomisili di Banda Aceh. Ada non muslim tidak memakai jilbab, kita tidak pernah memaksa mereka karena kita hargai itu," ujar Wali Kota.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota meminta warga Pasundan ikut mempromosikan Banda Aceh ke daerah asal mereka.
"Ada sekitar 5000-an warga Pasundan di Aceh. Kalau satu orang saja mau mempromosikan Banda Aceh ke luar sana, maka akan sangat banyak yang datang kesini. Ini akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat kita," kata Aminullah. (mkk)