Disperindag Akui Industri di Aceh Masih Minim
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Kadisperindag Aceh, Mohd Tanwier. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Bank Indonesia perwakilan Aceh, Achris Sarwani mengatakan, saat ini ekonomi Aceh sangat ditopang oleh sektor pertanian dan perdagangan. Namun, kedua sektor itu masih belum mampu membangkitkan geliat industri di Aceh.
Secara data Bank Indonesia, unit jumlah industri di Aceh menduduki peringkat terakhir se-Sumatra. Artinya, perekonomian di sektor industri di Aceh kan sangat minim sekali.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Aceh, Mohd Tanwier mengakui minimnya industri di Aceh dan mengharapkan semua pihak bisa ikut berperan untuk meningkatkan industri di Aceh.
"Sebenarnya kita dari pemerintah sudah berusaha untuk meningkatkan tumbuh kembangnya perindustrian di Aceh, cuma minatnya saja yang belum terlihat," ungkapnya kepada Dialeksis.com, Kamis (28/10/2021).
Diketahui, saat ini Aceh baru memiliki 3 industri diantaranya, Kawasan Industri Aceh (KIA) di Ladong, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe dan di Sabang.
"Perizinan tidak ada masalah, mungkin selama ini terkendala dengan Covid-19, semua usaha terganggu dengan adanya pandemi ini di seluruh dunia," ungkapnya.
Ia meminta kepada seluruh pengusaha untuk sama-sama mengembangkan industri di Aceh.
"Sebenarnya sudah banyak home industry yang sudah mulai bagus dan tinggal kita tingkatkan untuk menjadi industri yang lebih besar," pungkasnya.