Dinilai Tidak Memberikan Kontribusi, Masyarakat Pulo Aceh Kecam Kehadiran BPKS
Font: Ukuran: - +
Tokoh masyarakat Pulo Aceh saat berbicara pada acara Seminar IPPELMAPA (Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pulo Aceh) "Orientasi BPKS Dalam Pembangunan Kawasan Pulo Aceh" di Hotel PMI, Rabu, (15/1/2020). Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tokoh masyarakat Pulo Aceh, Aceh Besar, Mardali mengecam Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BPKS) Sabang yang dinilai tidak memberikan kontribusi bagi pembangunan Pulo Aceh.
"Pulo Aceh itu hanya dijadikan sebagai 'proposal' oleh BPKS untuk mengambil dana APBN," tukas Mardali kepada Dialeksis.com seusai mengikuti acara Seminar IPPELMAPA (Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pulo Aceh) "Orientasi BPKS Dalam Pembangunan Kawasan Pulo Aceh" di Hotel PMI, Rabu, (15/1/2020).
Ia tidak menampik adanya kontribusi BPKS bagi pembangunan di pulau tertinggal itu. Namun, sambungnya, tidak sebanding dengan dana yang diperoleh dari APBN, d
"Misalnya pelabuhan perikanan di Desa Gugop. Itu ratusan milyar nilainya. Sampai sekarang tidak berfungsi karena kabarnya bermasalah pada proses Amdal," jelas mantan anggota DPRK Banda Aceh periode lalu itu.
Kalau memang punya komitmen membangun Pulo Aceh, sebut dia, Mardali meminta perwakilan BPKS dibangun di Pulo Aceh.
"Jadi ya itu politiknya, karena wilayah Pulo Aceh luas maka dijadikan sertikat untuk ambil dana APBN," tandasnya.
Hal senada disampaikan Firdaus, tokoh pemuda Pulo Aceh. Menurutnya, kontribusi BPKS hanya dititikberatkan pada aspek saja, tanpa diimbangi dari sektor peningkatan sumber daya manusia nya.
"Mereka lebih mengutamakan pembangunan fisik, sedangkan yang dibutuhkan masyarakat disana adalah peningkatan SDM. Oke lah fisiknya jadi, tapi karena SDM nya kurang, kan terpaksa dikelola orang luar. Dimana keterlibatan masyarakat Pulo Aceh nya?," tandas Firdaus. (Im)