Diguyur Hujan, Pedagang Takjil di Bireuen Sepi Pembeli
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fajrizal
Suasana dagangan takjil di Bireuen sepi pembeli. [Foto: Fajrizal/Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Hujan deras yang menguyur Kabupaten Bireuen usai salat Jumat (8/5/2020) hingga jelang berbuka puasa, tak kunjung reda. Hal ini membuat para pedagang takjil berbuka puasa di pusat Kota Bireuen sepi pembeli.
Amatan Dialeksis.com, di seputaran jalan rel kereta api Kota Bireuen terlihat para pedagang kue jajanan berbuka puasa tanpa disambangi pembeli. Meski berbagai aneka kue yang ditutupi kertas plastik terlihat tersusun rapi diatas meja penjual, namun sepi dari pembeli.
Ernita (36) salah seorang pedagang kue jajanan berbuka puasa kepada Dialeksis.com menyampaikan, sejak awal Ramadan akibat hujan sore hari membuat dagangangnya sepi dari pembeli.
"Kalau hari normal, penghasilan kami hampir Rp 800 ribu lebih sehari. Karena kondisi (sekarang), kadang cuma dapat Rp 300 ribu," kata Ernita.
Meski demikian, karena tidak ada pekerjaan selama Ramadan, Ernita mengaku pasrah akan rezeki yang ia peroleh setiap harinya dari hasil penjualan kue jajajan puasa.
"Saya maklum aja. Karena kondisi alam begini," ujarnya pasrah.
Hal yang sama juga diungkapkan Armiadi, salah seorang pedagang kelapa muda di lokasi yang sama. Ia mengaku, selama kondisi hujan seperti ini membuat daya beli masyarakat menurun drastis.
"Satu kelapa muda saya jual Rp 6 ribu, kalau suasana cerah lumayan lakunya. Biasanya dapat uang Rp 500 ribu ke atas. Kalau hujan tidak ramai pembeli," ungkap Armiadi.
Armiadi mengaku, puasa kali ini sangat jauh berbeda dengan puasa sebelumnya. Puasa tahun lalu, dengan berjualan kelapa muda ia dapat keuntungan bersih di atas Rp 1 juta lebih selama sebulan.
"Tahun ini kita maklumi saja karena kondisi begini. Yang penting saya sudah berusaha mencari rezeki, biar Allah yang tentukan," tutup Armiadi.(Faj)