Dalami Resolusi Konflik, Anggota GAM ini jadi Master
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjadi anggota Gerakan Aceh Merdeka bukan cita cita Jamaluddin bin Syarifuddin, Pria kelahiran Aceh Utara 3 Juni 1982.
"Saya suka kedamaian," Sebut pria tegap yang biasa di sapa Jamal ini.
Bersentuhan dengan GAM, saat Jamal masih SMA, di kampung halamannya operasi militer pemerintah kala itu, usai menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Krueng Geukuh Jamal tidak melanjutkan Pendidikan kesekolah formal seperti anak seusianya.
"Saya pilih jadi GAM saja, saat itu saya ingin Aceh merdeka," Sebut Jamal.
Jamal dibimbing oleh Panglima Sagoe Tgk di Lhokdrin, Daerah I di Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Dua tahun di wilayah Sawang Jamal hijrah ke Aceh Besar, Ia bergabung dengan para kombatan di Daerah IV Aceh Rayeuk, di bawah komando Tgk Muharram.
Saat konflik berakhir dengan penandatangan kesepakatan damai atau Memorandum of Understanding (MoU) di Helsinki, Filandia, 15 Agustus 2005 Jamal ikut turun gunung.
Menjadi masyarakat usai perang membuat Jamal ingin kembali pada pendidikan, "saya suka belajar, saya senang dengan suasana damai," ungkap Jamal.
Sambil bekerja, Jamal kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Setia Budi Mandiri Sumatera Utara.
Pekerjaan Jamal mengurusi pengobatan mantan kombatan dan masyarakat yang cacat dan yang masih terluka akibat perang. Tugas ini dijalankannya sampai 2009, Selain itu Jamal terlibat aktif dalam menyusun kebijakan program Jaminan Kesehatan Aceh atau JKA sebagai Anggota Tim Asistensi Pemerintah Aceh Bidang Kesehatan (2008 -2009). Kemudian diangkat sebagai Anggota Tim Anti Korupsi Pemerintah Aceh (2009-2011)
Tugasnya sebagai prajurit GAM berakhir, hingga pada tahun 2015, Jamaluddin mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana atau master di Fakultas Ekonomi Manajeman, Universitas Syiah Kuala.
Jamal kerap terlibat dalam proses mediasi antara mantan GAM juga Pemerintah Aceh, Ia juga ikut serta pada proses diskusi resolisi konflik.
Jamaluddin menuntaskan Pendidikan Masternya dengan IPK 3.44, Tesisnya berjudul Manajemen Resolusi Konflik.
Hasrat dan cita -citanya pada kedamaian terwujud sudah, Ia menemukan cara hidup damai di bekas wilayah perang itu. Belajar sambil bekerja membantu mereka yang kurang beruntung adalah kedamaian baginya. "saya banyak belajar tentang kedamaian dari korban perang, dari para kombatan, dari pendidikan yang saya jalani, saya berharap ilmu ini bisa berguna buat diri saya juga untuk masyarakat Aceh," sebut Jamaluddin SE MM. (j)