Beranda / Berita / Nasional / Neno Warisman Gembira, Di Atas Duka Rakyat Sulteng

Neno Warisman Gembira, Di Atas Duka Rakyat Sulteng

Senin, 01 Oktober 2018 12:07 WIB

Font: Ukuran: - +

Samsul B Ibrahim, Wakil Ketua Umum DPP Teman Jokowi.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Belum kering air mata membasahi bumi Donggala, Poso dan Mamuju, akibat gempa dan tsunami yang terjadi pada Sabtu, 29 September lalu. Ternyata tidak berefek duka bagi aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman yang dianugerahi gelar Laksamana Muda Tjut Nyak Dhien.

Pemberian gelar itu ditandai dengan penyematan selendang dan rencong kepada Neno oleh Raja Meureuhom Daya, Saifullah, di sela pengukuhan komunitas #2019PrabowoSandi, di Gedung Haji Yusriah Lampeneurut, Aceh Besar, Minggu (30/9/2018).

Kedatangan Neno Warisman sendiri, ke Bumi Serambi Mekkah untuk Silaturrahmi dan Deklarasi #2019GantiPresiden. Dalam kesempatan itu hadir sejumlah tokoh Aceh, di antaranya Mantan Pangliman GAM yang juga Ketua DPA Partai Aceh Muzakir Manaf, Ketua DPD Gerindra Aceh TA Khalid dan Koordinator Deklarasi #2019PrabowoSandi Aceh Tgk H Tu Bulqaini Tanjungan.

"Sangat tidak pantas pemberian gelar tersebut pada Neno Warisman. Di saat kita semua lagi berduka atas musibah saudara2 kita yang kena Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah, di banda aceh malah Neno Warisman kampanye Pilpres dan dapat gelar laksanama muda Tjut Nyak Dhien pula," kata Samsul B Ibrahim, Wakil Ketua Umum DPP Teman Jokowi.

Lebih lanjut Samsul menerangkan, Jokowi saja membatalkan jalan santai di Solo karena nilai kemanusiaan di atas segalanya. Bukan karena Jokowi seorang presiden, tapi karena beliau memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bangsa dan negara.

Jokowi adalah seorang presiden yang peduli pada rakyat dan tanah airnya, di atas kepentingan pribadi. "Beliau selalu sigap dan cepat dalam merespon setiap keadaan yang terjadi di tanah air. Tidak ada kata besok kalau itu demi kepentingan bangsa dan rakyatnya," urainya.

Samsul berpendapat bahwa Neno tidak pantas disandingkan dengan Tjut Nyak Dhien yang notabene seorang pahlawan nasional gagah berani melawan penjajah, sementara Neno seorang provokator yang selalu membuat masalah di beberapa daerah.

"Sangat tidak pantas menyematkan gelar tersebut pada seorang provokator yang tidak memiliki empati dan nilai kebangsaan. Masih banyak Tjut Nyak Aceh yang lain lebih pantas menerima gelar tersebut" tegas Samsul.

Samsul menilai orang yang seharusnya pantas menerima gelar tersebut adalah ibu-ibu korban konflik yang hidup sendiri menafkahi keluarga demi anak-anaknya, mereka lah yang mempunyai semangat juang Tjut Nyak Dhien.

Disebutkan Samsul, sudah seharusnya kita semua sebagai anak Bangsa fokus membantu saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah yang sedang tertimpa musibah gempa dan tsunami. (km)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda