Beranda / Invest In Aceh / Memupuk Ekonomi Baru Aceh di KIA Ladong

Memupuk Ekonomi Baru Aceh di KIA Ladong

Kamis, 26 September 2019 13:25 WIB

Font: Ukuran: - +

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim. [Foto: Ikbal Fanika/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kekayaan sumber alam Aceh belum mampu membuat warga bumi Iskandar Muda ini "menjadi kaya atau lepas dari kemiskinan". 

Kondisi ini bukanlah disebabkan oleh kemalasan. Justru banyak usaha tumbuh, namun produk-produknya tak menemui pasar yang dituju. Apa penyebabnya? 

"Kita di Aceh belum bisa memberikan nilai tambah terhadap produk usaha daerah sendiri, karena kita hari ini terkendala dalam hal processing dan marketing," kata Plt Direktur Utama PT Pembangunan Aceh (PEMA), Zubir Sahim, kepada Dialeksis.com, Rabu (25/9/2019).

Dia katakan, setiap pelaku usaha di Aceh ingin menciptakan value added (nilai tambah) terhadap produknya yang memanfaarkan sumber daya alam sendiri, namun selalu saja tidak bisa dilakukan.

Sebagai alternatif, jelas Zubir, selama ini banyak pengusaha Aceh mengirimkan bahan baku ke luar daerah untuk diolah. 

Hasil olahan itu kemudian dijual lagi ke Aceh dengan harga tinggi. Akibatnya, masyarakat Aceh tidak mendapat keuntungan dari produk berbahan baku daerah sendiri.

Nah, pada tahapan processing dan marketing lah, setiap produk akan mampu memberikan nilai tambah. Dan penciptaan value added ini hanya bisa dilakukan di kawasan industri.

Terkait: Ratusan Investor Mulai Lirik Aceh

Eks Kepala BPKS itu berujar, seandainya Aceh puna kawasan idustri sendiri yang mampu memberikan nilai tambah terhadap setiap produk pelaku usaha baik dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maupun Industri Kecil Menengah (IKM), betapa banyak keuntungan yang akan didapat Aceh.

"Dengan memberikan nilai tambah di daerah sendiri, tentu kita bisa angkat harganya, juga bisa kita atur marketingnya," kata Zubir saat ditemui di kantornya.

Sebab itu, Pemerintah Aceh saat ini serius mengembangkan sejumlah kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK). Salah satunya Kawasan Industri Aceh (KIA) di Ladong, Aceh Besar.

"Guna mengangkat potensi daerah, processing dan marketing itu harus satu. Inilah yang akan kita lakukan di KIA Ladong," ujar Dirut PEMA.

Nantinya, ada tiga hal yang harus dijaga untuk setiap produk hasil olahan industri KIA Ladong, agar harga produk bisa stabil. Yaitu kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

Zubir menjabarkan. Dari segi kuantitas, jumlah produk yang dihasilkan harus mampu memenuhi kouta pemasaran. Soal kualitas, setiap produk harus dijamin mutunya. Dan kontinuitas, produk berkualitas yang dihasilkan tersebut harus berkelanjutan.

Peletakan batu pertama pembangunan Pusat Logistik Berikat dan Pergudangan Terpadu milik PT Trans Continent di KIA Ladong, Aceh Besar, Sabtu (31/8/2019). [Foto: Humas Setda Aceh]

Untuk menjaga ketiga komponen itu di KIA Ladong, pusat logistik merupakan syarat pertama yang harus dimiliki. Di sini lah, pengolahan bahan baku dari berbagai produk diolah, untuk kemudian dipasarkan ke luar daerah maupun luar negeri.

Zubir menyebut, ada dua pusat logistik yang dibangun: pusat logistik pergudangan dan pusat logistik berikat (PLB).

PLB merupakan gudang logistik multifungsi yang digunakan importir dan eksportir untuk menyimpan barang-barang dari luar wilayah pabean Indonesia dan/atau dari tempat lain di wilayan pabean Indonesia.

Adanya PLB diharapkan bisa mengurangi biaya logistik dan transportasi. Tentu saja untuk mendukung pertumbuhan industri daerah dan meningkatkan investasi asing dan lokal.

"Nanti pihak Bea Cukai yang akan mengontrol kawasan PLB ini," ucap Zubir.

Kamis, 20 Desember 2018, Pemerintah Aceh resmikan KIA yang berlokasi di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. KIA berada di 66 ha lahan yang sudah dibebaskan dari 250 ha luas kawasan yang direncanakan. 

PT PEMA, perusahaan daerah milik Pemerintah Aceh yang sudah berjalan sekitar 6 bulan ini, menjadi leading sector dalam menghidupkan KIA Ladong.

Kata Zubir, PEMA menjadi jembatan antara pengusaha dan Pemerintah Aceh dalam menumbuh-kembangkan perekonomian di KIA Ladong.

Dia mengakui, ketika industri di KIA Ladong mulai beraktivitas dalam satu sampai dua tahun mendatang, dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal, maka akan memberikan multiplier effect bagi daerah Aceh.

Zubir meyakini, bila Pemerintah Aceh serius mengembangkan KIA Ladong, maka ekonomi baru Aceh dapat dimulai dari sana.

"Saya melihat Pak Plt Gubernur sangat bersemangat membangun KIA ini. Kita optimis kawasan ini nantinya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah Aceh," kata eks Kepala Dinas Pekerjaan Umum Banda Aceh tahun 1986 itu. (adv)

#investinaceh #acehisopenbusiness #dpmptspaceh #acehkaya #acehtroe #acehmuegoe

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda