Beranda / Berita / Aceh / Februari 2019, Aceh Deflasi 0,60 Persen

Februari 2019, Aceh Deflasi 0,60 Persen

Minggu, 03 Maret 2019 11:38 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pada bulan Februari 2019 di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,54 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,68 persen dan Kota Meulaboh deflasi sebesar 0,71 persen. Secara agregat gabungan dari 3 kota itu, untuk Aceh mengalami deflasi sebesar 0,6 persen.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin, pada acara Rilis Berita Resmi Statistik Bulan Februari 2019 di Aula BPS Aceh, Jum'at (1/3/2019).

Deflasi yang terjadi di Provinsi Aceh, jelasnya, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga konsumen untuk kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 3,89 persen, sandang mengalami deflasi 0.09 persen.

Sementara itu transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi sebesar 0,44 persen. kesehatan inflasi sebesar 0,38 persen, perumahan, air. Listrik, gas dan bahan bakar inflasi sebesar 0,32 persen dan pendidikan. Rekreasi dan olah raga inflasi sebesar 0.09 persen.

"Inflasi 'year on year' atau februari 2019 terhadap februari 2018, untuk Kota Banda Aceh sebesar 2,37 persen, Kota Lhokseumawe 1.71 persen, Kota Meulaboh 1,55 persen dan Provinsi Aceh 2,07 persen," ujarnya.

Adapun komponen inti untuk Provinsi Aceh pada februari 2019 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen, komponen yang harganya diatur pemerintah inflasi sebesar 0,83 persen dan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 4,04 persen.

"Berdasarkan pemantauan harga kebutuhan rumah tangga di beberapa daerah perdesaan dalam Provinsi Aceh selama februari, terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,54 persen yang disebabkan oleh turunnya harga di kelompok bahan makanan dan perumahan," sebut Wahyudin.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada bulan februari 2019 antara lain tongkol/ambu-ambu dengan andil sebesar 0,2111 persen, daging ayam ras 0,0944 persen, kembung/gembung 0,0871 persen, cumi-cumi 0,0871 persen dan tomat sayur 0,0792 persen.

"Sedangkan beberapa komoditas di Provinsi Aceh yang mengalami peningkatan harga pada bulan februari 2019 antara lain angkutan udara dengan andil sebesar 0,1652 persen, nasi dengan lauk 0,0453 persen, besi beton 0.0450 persen, semen 0,0408 persen dan jeruk nipis/limau 0,0229 persen," ujarnya.

Dari 82 Kota di Indonesia yang dipantau harganya pada februari 2019, tercatat 69 Kota mengalami deflasi sedangkan 13 Kota mengalami inflasi. deflasi tertinggi terjadi di Kota Marauke sebesar 2,11 persen dan yang terendah di Kota Serang sebesar 0,02 persen. inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,98 persen dan yang terendah Kota Kendari sebesar 0,03 persen secara urutan deflasi tertinggi, Kota Meulaboh berada pada urutan 5, Kota Lhokseumawe pada urutan 8 dan Kota Banda Aceh pada urutan 16.

"Sedangkan bila dilihat dari 23 Kota di Sumatera, deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen dan yang terendah di Kota Metro sebesar 0,04 persen," sebutnya.

Wahyudin menambahkan, nilai ekspor barang asal Provinsi Aceh pada bulan januari 2019 mengalami penurunan jika dlbandingkan dengan bulan desember 2018, nilai ekspor barang asal Provinsi Aceh sebesar 20.366380 USD atau mengalami penurunan sebesar 10,81 persen. Pencapaian nilai ekspor pada periode januari 2019 menunjukkan peningkatan 74,33 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.

Nilai impor Provinsi Aceh pada bulan januari 2019 tercatat sebesar 2.438.041 USD, nilai ini mengalami peningkatan sebesar 9,45 persen dibandingkan bulan desember 2018.

"Neraca perdagangan Provinsi Aceh pada bulan januari 2019 mengalami surplus sebesar 17.928.339 USD, mengalami penurunan sebesar 13,00 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Persentase perubahan neraca perdagangan secara year on year (januari 2019 terhadap januari 2018) mengalami penurunan sebesar 58,67 persen," tuturnya.

Pada bulan januari 2019 jumlah penumpang yang tercatat di Bandar udara Sultan Iskandar Muda mencapai 78.804 orang, atau mengalami penurunan sebesar 7,83 persen jlka dibandingkan dengan bulan desember 2018. Secara total di Provinsi Aceh, jumlah penumpang pada bulan januari 2019 mencapai 88.889 orang, mengalami penurunan dibandingkan bulan desember 2018 sebesar 8,83 persen.

Wahyudin mengungkap penumpang internasional yang berangkat dari Provinsi Aceh melalui bandar udara Sultan Iskandar Muda pada bulan januari 2019 sebanyak 13.865 orang, mengalami peningkatan sebesar 14,19 persen dibandingkan bulan desember 2018. Penumpang Internasional yang datang pada bulan januari 2019 sebanyak 13.482 orang, mengalami peningkatan sebesar 32,68 persen jika dibandingkan bulan desember 2018.

Jumlah penumpang angkutan laut terbanyak pada bulan januari 2019 terdapat pada Pelabuhan Ulee Lheue yaitu tercatat sebanyak 60.090 penumpang. mengalami penurunan sebesar 30,68 persen terhadap bulan desember 2018. secara total di Provinsi Aceh, jumlah penumpang pada bulan januari 2019 mencapai 136.223 orang, mengalami penurunan sebesar 29.40 persen dibandingkan bulan desember 2018.

"Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui pintu kedatangan di Provinsi Aceh pada bulan januari 2019 sebanyak 1.902 orang atau mengalami penurunan sebesar 53.11 persen dibandingkan dengan bulan desember 2018. Secara kumulatif pencapaian jumlah wisman januari 2019 menurun sebesar 32,12 persen terhadap periode yang sama tahun 2018," imbuhnya. (wn/jl)
Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda