Beranda / Sosok Kita / Tjut Ika Mauliza Inisiasi Gerakan Jumat Berbagi, Rogoh Kocek Sendiri untuk Kepedulian Sesama

Tjut Ika Mauliza Inisiasi Gerakan Jumat Berbagi, Rogoh Kocek Sendiri untuk Kepedulian Sesama

Rabu, 10 November 2021 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Tjut Ika Mauliza. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tepat pada hari ini Selasa 10 November 2021 memperingati Hari Pahlawan Nasional. Momentum Hari Pahlawan itu berbicara hal yang luas, semua yang berkontribusi terhadap bangsa atau negara ini semuanya Pahlawan, tentu dalam level berbeda.

Petani yang bekerja sungguh-sungguh untuk negara ini juga pahlawan, serta para guru yang bekerja untuk anak bangsa juta disebut pahlawan, para orangtua yang mendidik anaknya dengan baik juga pahlawan, semua bisa jadi pahlawan dalam level masing-masing dan tentu setiap apresiasi layak diberikan kepada semua yang telah bekerja dengan baik.

Tak hanya itu, orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap antar sesama dalam ruang lingkup berkehidupan sosial juga dapat dikatakan pahlawan.

Begitulah sosok Tjut Ika Mauliza memaknai hari pahlawan, ia tergolong dalam sosok pahlawan yang memiliki kepedulian besar terhadap orang-orang yang berjuang melawan penyakitnya.

Ia hadir dengan memberikan senyuman kepada para pasien dan keluarga dengan memberikan bantuan selagi ia sanggup dan mampu.

Ia melahirkan program yang disebut "Gerakan Jumat Berbagi" yang diperuntukkan untuk orang-orang yang sedang berjuang melawan penyakitnya.

Niat itu hadir berawal dari Tjut Ika jadi volunteer di rumah kanker, lalu ia sering datang ke rumah sakit dan banyak berbincang-bincang dengan keluarga pasien dan menyerap curhatan-curhatan pada orangtua yang mengeluh susah untuk memenuhi kebutuhan selama menjalani perawatan.

"Kadang-kadang ada yang anaknya dirawat sampai 15 hari, kadang mereka yang kurang mampu untuk makan saja mereka susah, kadang ia harus berbagi nasi rumah sakit dengan anaknya," ungkapnya kepada Dialeksis.com, Rabu (10/11/2021).

Dari itu, terbentuk inisiatif darinya untuk berbagi di hari jumat dengan memberikan makanan kepada mereka yang membutuhkkan walaupun hanya untuk 1 waktu.

"Kita bersedekah untuk meringankan mereka, dengan makan minimal makan yang enak, karenapun nasi yang kami sumbang nasi seperti nasi daus dan nasi padang," katanya.

Adapun motivasi yang ia tanamkan yaitu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan apalagi hari jumat adalah hari yang berkah. Selain itu, banyak manfaat yang ia dapatkan selama menyumbangkan makanan ke rumah sakit, dengan menjadikan sebagai salah satu cara untuk intropeksi diri, meredung melihat banyak orang susah yang membutuhkan.

Gerakan itu dimulai sejak 2019, awalnya ia hanya sendiri, kemudian karena tidak tercover jika sendiri lalu ia membuka Open Recrutment dan Open Donasi. Sehingga terbentuk relawan lapangan dan donatur tetap untuk bersedekah di Gerakan Jumat Berkah.

Lalu, ia berpikir tak selamanya bergantungan dengan orang, akhirnya ia membuka bisnis olshop dengan niat dari awal murni untuk berdonasi.

"Jadi visi misinya belanja sambil bersosial, jadi di bisnis itu setiap pembelian costumer 5 persen otomatis jadi sedekah jumat berbagi, setiap jumat uang itu dikumpulin kita beli keperluan orang-orang di rumah sakit," sebutnya.

Selain itu, dari dana yang terkumpul di Gerakan Jumat Berkah, juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya pengobatan pasien yang kurang mampu.

Ia berharap, semoga semakin banyak keperdulian orang-orang yang mampu untuk berbagi, karena setiap manusia harus sadar ketika Allah titipkan rejeki lebih dan harus saling berbagi.

"Dengan lebih peka terhadap lingkungan sosial, orang yang kesusahan itu saling membantu dan meringankan beban saudara kita, InsyaAllah pasti Allah akan mudahkan semua jalan. Jangan apatis jangan cuek terhadap lingkungan sosial yang harus kita perhatikan," pesannya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda