Beranda / Berita / Dunia / Banjir Bandang di Afghanistan, 60 Orang Tewas dan Ratusan Terluka

Banjir Bandang di Afghanistan, 60 Orang Tewas dan Ratusan Terluka

Sabtu, 11 Mei 2024 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi banjir bandang. [Foto: Okezone]


DIALEKSIS.COM | Afghanistan - Setidaknya 60 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka setelah banjir bandang di Afghanistan utara, menurut pejabat Taliban.

Lusinan orang masih hilang setelah hujan deras melanda lima distrik di Provinsi Baghlan, dan terdapat peringatan bahwa jumlah korban jiwa mungkin meningkat menjelang dua badai lagi yang diperkirakan akan menyebar ke seluruh wilayah tersebut pada Jumat (10/5/2024) malam.

Gambar di media sosial menunjukkan aliran air deras menyapu rumah-rumah di beberapa desa, meninggalkan jejak kehancuran.

Negara ini dilanda curah hujan yang sangat deras selama beberapa minggu terakhir, dengan banjir yang menewaskan lebih dari 100 orang sejak pertengahan April.

Abdul Mateen Qani, juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang tewas berasal dari distrik Borka di provinsi Baghlan. Lebih dari 200 orang terjebak di dalam rumah mereka di sana.

Pejabat tersebut sebelumnya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa helikopter telah dikirim ke Baghlan, yang terletak tepat di utara ibu kota, Kabul, tetapi “operasi tersebut mungkin tidak berhasil” karena kurangnya lampu penglihatan malam.

Sementara itu, pejabat setempat Hedayatullah Hamdard mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa personel darurat termasuk tentara sedang “mencari kemungkinan korban di bawah lumpur dan puing-puing”.

Tenda, selimut dan makanan disediakan untuk beberapa keluarga yang kehilangan rumah mereka, tambah pejabat itu.

Jalan utama yang menghubungkan Kabul ke Afghanistan utara ditutup.

Hal ini terjadi setelah banjir bulan lalu di bagian barat negara itu menewaskan puluhan orang, menyebabkan ribuan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sekitar 2.000 rumah, tiga masjid, dan empat sekolah juga rusak.

Banjir bandang terjadi ketika hujan turun begitu deras sehingga drainase normal tidak dapat menampungnya.

Para ahli mengatakan musim dingin yang relatif kering membuat tanah lebih sulit menyerap curah hujan.

Hujan deras dan banjir membunuh banyak orang setiap tahunnya di Afghanistan, dimana rumah-rumah yang dibangun dengan kualitas buruk di daerah pedesaan terpencil sangatlah rentan terhadap bencana ini.

Afghanistan adalah salah satu negara yang paling berisiko terkena dampak perubahan iklim di dunia, menurut para ahli.

Negara ini adalah salah satu negara termiskin di dunia, yang telah dilanda perang selama beberapa dekade yang berpuncak pada penarikan koalisi pimpinan AS dan Taliban merebut kembali kendali pada tahun 2021.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, namun pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.

Suhu dunia telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celsius sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi secara drastis. [bbc]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda